Pilpres 2024

Verbal dan Gestur Jokowi Dinilai Isyaratkan Setuju Wacana Tiga Periode, Begini Penjelasannya

Alasan pertama, kata Dewi, Jokowi tak pernah menyatakan menolak secara verbal dan tegas, soal wacana masa jabatan presiden tiga periode.

Tribunnews/Igman Ibrahim
Dewi Haroen, pakar personal branding, menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengisyaratkan setuju dengan wacana masa jabatan presiden tiga periode. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Dewi Haroen, pakar personal branding, menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengisyaratkan setuju dengan wacana masa jabatan presiden tiga periode.

Alasan pertama, kata Dewi, Jokowi tak pernah menyatakan menolak secara verbal dan tegas, soal wacana masa jabatan presiden tiga periode.

"Verbalnya Pak Jokowi berkata apa? 'Biarkan ini menjadi wacana."

"Nah, di situ aja bisa kita menilai, tidak usah gesturnya."

"Verbalnya firm mengatakan boleh-boleh saja wacana itu. Siapa saja boleh," kata Dewi dalam diskusi politik Kedai Kopi di salah satu hotel di Jakarta Pusat, Sabtu (17/9/2022).

Seharusnya, kata Dewi, Jokowi memberikan pernyataan sikap soal masa jabatan presiden tiga periode, bertentangan dengan undang-undang. Ucapan Jokowi, kata Dewi, mengisyaratkan dirinya ingin maju kembali menjadi presiden.

Baca juga: Pasien Pertama Cacar Monyet di Indonesia Sembuh Setelah Dua Minggu Isoman di Rumah

"Itu cara vokalnya dan bicaranya. Itu kan pendukung saya kan meminta saya nih."

"Jelas dengan bahasanya bahwa rakyat meminta saya sebagai presiden."

"Ada penekanan, diminta. Tidak ada suara tidak bisa ini, saya setop tidak boleh."

Baca juga: Waketum Partai Demokrat: Ada Genderuwo Ingin Menjegal Anies Baswedan Jadi Calon Presiden

"Secara verbal tidak ada pernyataan setop berhenti, selesai sebagai presiden. Ada enggak itu? Berarti terbukti dong arahnya ke mana?" Ulas Dewi.

Secara gestur, Dewi menyatakan Jokowi juga kerap mendatangi relawannya. Padahal, relawannya kerap menggaungkan masa jabatan presiden tiga periode.

"Sekarang secara gesturnya itu, senyumnya itu satu di Musra, diadakan. Besok ada Projo."

Baca juga: Makan Banyak Biaya Ganti Alat Peraga, Megawati Usulkan Nomor Urut Parpol Peserta Pemilu Tak Diubah

"Jadi beliau nih ke mana-mana nih adanya. Berarti artinya apa? Seperti apa? Tanda kutip kan teman-teman tahu seperti kampanye kan? Jadi artinya itu jelas sekali keinginan itu ada."

"Jadi artinya itu sebetulnya tidak perlu dijelaskan lagi, tak perlu jadi cenayang."

"Dari teori komunikasi tadi, verbalnya belum mengucapkan tidak, dari vokalnya cara pengucapan dipilih seperti itu."

Baca juga: Moeldoko: Siapapun yang Ganggu Kedaulatan Data Indonesia Jangan Dikasih Ampun

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved