Pilpres 2024

Elite Demokrat Bilang Ada Invisible Hand Jegal Anies Jadi Capres, Waketum PAN: Mission Imposible

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny Kabur Harman menduga ada pihak yang ingin menjegal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, maju di Pilpres 2024.

Warta Kota/Indri Fahra Febrina
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi meminta elite Partai Demokrat tak membangun opini seakan-akan ada teror politik menjegal Anies Baswedan jadi capres 2024. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi meminta elite Partai Demokrat tak membangun opini seakan-akan ada teror politik menjegal Anies Baswedan jadi capres 2024.

Pernyataan Viva ini menanggapi ujaran Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny Kabur Harman, yang menduga ada pihak ingin menjegal Gubernur DKI Jakarta itu maju di Pilpres 2024.

"PD janganlah membangun opini bahwa seakan-akan ada teror politik melalui gerakan penjegalan seseorang yang berniat maju di pilpres, yang memakai invisible power, invisible hand, atau istilah dramatis lainnya."

Baca juga: Pasien Pertama Cacar Monyet di Indonesia Sembuh Setelah Dua Minggu Isoman di Rumah

"Bagaimana mau dijegal? Lah, dari partai politiknya juga belum mengumumkan siapa nama yang akan diusung di Pilpres 2024" kata Viva, Sabtu (17/9/2022).

Menurutnya, saat ini hanya ada tiga poros yang secara matematis dapat lolos memenuhi persyaratan presidential threshold 20 persen kursi DPR, sesuai pasal 222 UU 7/2017, yaitu KIB, PDIP, dan koalisi Gerindra-PKB.

"Tiga poros ini belum secara resmi mengumumkan nama-nama paslon capres-cawapres di Pilpres 2024. Masih cair dan dinamis."

Baca juga: Waketum Partai Demokrat: Ada Genderuwo Ingin Menjegal Anies Baswedan Jadi Calon Presiden

"Yang belum menentukan koalisinya adalah NasDem, PD, dan PKS," beber Viva.

Dengan kondisi demikian, Viva menuturkan masih ada waktu bagi parpol melakukan percepatan koalisi, atau bergabung, berkolaborasi, atau bersinergi untuk memenuhi persyaratan presidential threshold.

"Satu hal, persoalan pencalonan di pilpres adalah domain partai politik, bukan kewenangan lembaga eksekutif," paparnya.

Baca juga: Makan Banyak Biaya Ganti Alat Peraga, Megawati Usulkan Nomor Urut Parpol Peserta Pemilu Tak Diubah

Viva menjelaskan, meski tergabung dalam gerbong koalisi pemerintahan, partai-partai politik memutuskan secara independen dalam menentukan koalisi.

"Jika pemerintah melakukan penjegalan melalui invisible hand atau invisible power, itu adalah mission imposible," ucapnya.

Ada Genderuwo

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny Kabur Harman menduga ada pihak yang ingin menjegal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, maju di Pilpres 2024.

Hal itu merujuk pada pemeriksaan Anies Baswedan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait kasus dugaan korupsi penyelenggaraan balapan Formula E.

"Saya hanya dengar saja. Ada genderuwo. Genderuwo ini adalah suara yang tidak jelas asal-usulnya."

"Yang tidak menghendaki Pak Anies Baswedan menjadi calon presiden," kata Benny di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jumat (16/9/2022).

Kendati demikian, Benny tidak membeberkan secara detail sosok atau pihak yang menjegal langkah Anies Baswedan maju menjadi capres 2024.

Dia hanya memastikan, pihak yang ia maksud tersebut memiliki kekuatan yang tak terlihat.

Baca juga: Modal Jadi Kepala Daerah Paling Murah Rp30 Miliar, KPK: Demokrasi Jadi Transaksi Bisnis

"Saya tidak tahu. Tapi yang penting ada invisible power. Invisible hand yang ingin menjegal," ucapnya.

Bentuk penjegalan itu, kata Benny, termasuk soal pelibatan Anies Baswedan dalam kasus hukum.

Upaya itu, kata dia, sengaja dilakukan sebelum kontestasi politik bergulir.

"Pasti targetnya seperti itu," ucapnya.

Masuk Radar Majelis Tinggi Partai Demokrat

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masuk dalam kriteria sebagai capres Partai Demokrat.

Terlebih, kata Syarief, Anies Baswedan memiliki wawasan dan mempunyai kesamaan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Memang sudah sebagian beredar. Beliau (Anies Baswedan) punya wawasan bagus dan punya chemistry dengan AHY," tutur Syarief, usai Rapimnas Demokrat, kemarin.

Baca juga: VAKSINASI Covid-19 16 September 2022: I: 204.283.621, II: 170.892.291, III: 62.405.814, IV: 536.734

Kendati begitu, proses penetapan Partai Demokrat mengusung Anies Baswedan masih dalam tahap finalisasi dan pembahasan di internal Partai Demokrat.

Oleh karena itu, dalam pidato kebangsaan AHY, Partai Demokrat belum membeberkan siapa nama-nama sosok yang diyakini layak maju sebagai capres-cawapres.

Terlebih, saat ini Partai Demokrat belum menentukan sikap untuk berkoalisi dengan parpol lain, sebagai syarat maju dalam kontestasi pilpres.

Baca juga: Jelaskan Beda BLT di Era SBY dan Jokowi, Adian Napitupulu: AHY Harus Belajar Berhitung Lagi

"Penyebutan nama (sosok yang diusung) saya pikir karena memang belum final, semuanya masih dalam taraf penyatuan platform partai-partai koalisi."

"Karena koalisi lain juga belum final kan, baru sekadar wacana dan sebagainya," jelasnya.

Perihal koalisi, Wakil Ketua MPR itu menyatakan sejauh ini Partai Demokrat sudah menjalin komunikasi intens dengan Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang juga melirik Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 16 September 2022: 27 Pasien Meninggal, 2.997 Orang Sembuh, 2.358 Positif

"Sudah menjadi rahasia umum bahwa partai yang dua itu kan yaitu NasDem dan PKS."

"Jadi itu. Jadi saya pikir ini hanya merupakan penegasan kembali bahwa komunikasi itu masih sedang berjalan dengan baik," paparnya.

Kriteria

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membeberkan kriteria capres-cawapres yang akan diusung pihaknya dalam kontestasi Pilpres 2024.

"Adapun terkait kriteria capres cawapres, di samping harus memiliki integritas, pasangan itu harus memiliki dukungan kuat dari rakyat," ujar AHY dalam pidato kebangsaannya di rapimnas.

AHY menuturkan, pasangan capres-cawapres yang akan diusung partainya harus memiliki kedekatan serta chemistry satu sama lain.

Kriteria itu juga, kata AHY, akan dibawa oleh Partai Demokrat jika nanti sudah berkoalisi dengan partai politik lain.

"Tak kalah pentingnya pasangan ini harus memiliki chemistry, memiliki kekuatan energi yang percaya, saling menguatkan, saling melengkapi. Semangatnya adalah dwitunggal."

"Kita bisa mencontoh pilpres yang indah di era Megawati Suekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono dulu."

"Demokrat siap mencalonkan kader utamanya menjadi bagian capres-cawapres yang diusung," beber AHY. (Fersianus Waku)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved