Kenaikan Harga BBM
Pengamat Menilai Pemerintah Terlalu Berani Menaikkan Harga BBM, tidak Memikirkan Dampak
Pengamat energi dan ekonomi menyesali kebijakan Presiden Jokowi yang tak memikirkan dampak kenaikan harga BBM.
Bahkan subsidi energi bisa mencapai di atas Rp 600 triliun, jika kuota Pertalite yang ditetapkan sebanyak 23.000 kiloliter akhirnya jebol.
Selain akan berdampak terhadap inflasi, kenaikan harga BBM subsidi juga dinilai akan menurunkan daya beli masyarakat.
Apabila daya beli masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi yang sudah mencapai 5,4 persen pada kuartal II-2022 akan turun.
Baca juga: Dampak Kenaikan Harga BBM, Pemerintah Buka Pendaftaran BLT untuk Warga Miskin
Hal ini karena konsumsi masyarakat adalah komponen terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kenaikan Harga BBM
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif mengumumkan harga terbaru Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
Pengumuman ini disampaikan dalam rapat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta jajaran menterinya, Sabtu hari ini.
Penyesuaian harga BBM ini akan berlaku satu jam setelah pengumuman ini disampaikan, yakni berlaku pukul 14.30 WIB.
Adapun penetapan harga BBM tersebut di antaranya yakni:

"Tanggal 3 September Tahun 2022 pukul 13.30 WIB, pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan harga BBM subsidi."
"Ini berlaku satu jam sejak saat diumumkannya penyesuaian harga ini jadi akan berlaku pada pukul 14.30 WIB," kata Arifin dikutip dari tayangan Kompas Tv, Sabtu (3/9/2022).
Berikut beberapa harga BBM di Indonesia yang mengalami penyesuaian seperti arahan Jokowi:
- Pertalite dari Rp 7.650 rupiah per liter menjadi Rp 10.000 per liter
- Solar Subsidi dari 5.150 rupiah per liter menjadi Rp 6.800 per liter
- Pertamax Non Subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter