Universitas Indonesia

Inovasi UI untuk 77 Tahun Indonesia Merdeka: Sahlan Ciptakan Propolis untuk Cegah Corona

Sahlan ciptakan propolis untuk cegah Corona. Inilah Inovasi UI untuk 77 tahun Indonesia Merdeka. Sahlan dosen FTUI.

Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti
Inovasi UI untuk 77 Tahun Indonesia Merdeka: Sahlan Ciptakan Propolis untuk Cegah Corona. 

Riset yang dilakukan para akademisi tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya masalah kesehatan reproduksi perempuan yang disebabkan oleh jamur yang salah satunya adalah gejala keputihan (kandidiasis vaginalis).

Kandidiasis vaginalis adalah infeksi di organ kewanitaan yang menimbulkan gejala keputihan (fluor albus).

Infeksi ini merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi perempuan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans.

Keputihan merupakan gejala awal dari infeksi alat reproduksi seperti vulvitis, vaginitis, servisitis, bahkan hingga penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease).

Kondisi ini dapat menimbulkan masalah psikologis pada perempuan serta memicu infeksi campuran serta munculnya kanker serviks.

"Kalau untuk kemarin kasus yang di Pangandaran karena kami sekalian uji klinis ya waktu itu. Kami mencari pasien untuk Ovula itu susah, nah di Pangandaran itu kan ada WPS ya sudah jadi subjek penelitian sekaligus juga pengabdian masyarakat," imbuhnya.

Baca juga: Peduli Negeri, UI Luncurkan 381 Program Pengabdian Masyarakat di 10 Titik Strategis

Secara umum, pengobatan dilakukan dengan pemberian obat golongan Azol yang bekerja menghambat biosintesis ergosterol yang dibutuhkan dalam perakitan membran sel Candida albicans. Belakangan diketahui bahwa penggunaan obat ini tidak lagi efektif.

Lalu, terdapat juga propolis fluoride sebagai agen topikal oles dalam menghentikan aktivitas karies gigi.

"Ada propolis fluoride, jadi di gigi kan ada karangnya biasanya kan menggerogoti gigi. Kemudian kami bersihkan dioles pakai propolis tadi, ini idenya dari dokter gigi ya kemudian dokter gigi sekarang sudah banyak melakukan untuk pengabdian masyarakat yang dilakukan dari sekitar Depok, Bekasi Jakarta. Lalu tahun ini kami fokusnya rekan dokter di Laboan Bajo dan Manado, tetapi produknya kami yang buat untuk diaplikasikan," jelas dia.

Selanjutnya, Sahlan mengungkapkan bahwa sekarang ini tengah fokus terkait jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.

Yang menarik itu justru saat ini  sedang meneliti mengenai dalam dunia obat herbal tradisional itu ada tiga tingkat.

Pertama yaitu jamu, asal ada bukti sebelumnya ada orang lain yang sudah pernah melakukan asalkan dia tak beracun bisa.

Kedua, Obat Herbal Berstandar (OHT) standarisasi pengujian lanjutan tetapi belum ke manusia itu menjadi obat herbal terstandar.

“Terakhir Fitofarmaka ya. Tak hanya, ia juga saat ini sedang mencoba meneliti untuk propolis kosmetik dan sebagiannya," jelas Sahlan.

Sahlan berharap masyarakat harus bangga mengenai produk dalam negeri.

"Harapan saya sebagai masyarakat Indonesia harus sudah mulai bangga terhadap produk sendiri. Misalkan kasus Propolis saja banyak propolis dari negara ini lah, itu lah. Mereka lebih bangga dengan itu ya, padahal di kita banyak sekali. Banyak konsumen yang belum mau dan sadar terhadap produk dalam negeri. Padahal kita jauh lebih bagus," tutup dia. 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved