Kekerasan di SMKN 1 Jakarta
Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Angkat Suara Terkait Kekerasan di SMKN 1 Jakarta
Sejak dahulu suasana di SMKN yang berasal dari STM selalu keras, karena sudah jadi kondisi yang dibuat oleh para seniornya dan turun temurun
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Anggota Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak angkat suara terkait adanya kekerasan di SMKN 1 Jakarta.
"Persoalan sekolah itu tidak hanya masalah kurikulum dan kualitas pendidikan saat ini," ujar Gilbert saat dihubungi pada Minggu (21/8/2022).
Menurutnya, telah terjadi pregeseran nilai-nilai kebangsaan di sekolah karena dimasuki oleh partai politik yang menggunakan sekolah dan tempat publik menjadi alat menyebarkan nilai atau paham mereka.
Menilik persoalan di SMKN 1, Gilbert Mengatakan, sejak dahulu suasana di SMKN yang berasal dari STM selalu keras, karena sudah jadi kondisi yang dibuat oleh para seniornya dan turun temurun.
Gilbert menjelaskan, sekolah tertentu mempunyai tradisi yang sudah menjadi nilai yang dianut siswa di sekolah tersebut.
"Sebaiknya hal ini diserahkan kepada aparat hukum untuk melihat data yang lebih lengkap. Tentu ada aturan yang harus diikuti siswa dan guru, dan itu menjadi dasar kita melihat kasus ini," ujar Gilbert.
Gilbert menegaskan, pembahasan sebelumnya perihal tindak diskriminasi di beberapa sekolah.
Menurutnya, tidak bisa membicarakan kekerasan fisik di sekolah, bullying, dan sebagainya, dengan konteks yang sebelumnya sudah pernah dibahas.
"Karena ini kan persoalan yang berbeda. Tapi di sekolah, kita percayakan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk mempelajari dan menindaklanjuti kasus ini," ujar Gilbert.
Hal tersebut dikarenakan laporan yang baru masuk adalah dari pihak orangtua.
Gilbert mengatakan, soal data bahwa ada lagi siswa lain yang dibully oleh siswa yang dipukul, belum dapat dipastikan.
Menurutnya, kasus tersebut masih bisa berkembang.
"Kita tunggu pemeriksaan polisi," tegas Gilbert.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Wakil Gubenur (Wagub) DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengaku belum mengetahui terkait pemukulan terhadap siswa SMKN 1 Jakarta Pusat oleh oknum guru.
"Nanti akan kami cek kembali kebenarannya. Yang pasti hal tersebut tidak dibenarkan bagi tenaga pendidik atau guru yang melakukan penganiayaan," ujar pria yang akrab dipanggil Ariza, Kamis (18/8/2022).
Saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Ariza memastikan akan ada sanksi apabila oknum guru tersebut terbukti melakukan pemukulan terhadap siswanya.
Ketika ditanya perihal mutasi atau bahkan pemecatan, Ariza menginformasikan, pihaknya akan melihat terlebih dahulu seberapa jauh penganiayaan tersebut dilakukan.
Ariza memastikan, siapa saja yang bersalah (sekalipun guru) pasti ada sanksinya.
"Saya akan memerintahkan pihak-pihak terkait untuk menindaklanjuti dan melakukan evaluasi," ujar Ariza.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sekolah negeri di DKI Jakarta kembali berulah.
Setelah ramai kasus intoleran karena guru menegur siswi SMPN 45 Jakarta Selatan yang tidak berjilbab, kini oknum guru SMKN 1 Jakarta Pusat nekat memukul siswa kelas XII berinisial RH (18).
Akibatnya, RH mengalami luka lebam pada bagian mata sebelah kanan dan bibi berdarah.
Korban telah menjalani visum di RSCM Jakarta Pusat untuk memperkuat laporannya di polisi.
Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Iman Satria menyayangkan adanya oknum guru yang bersikap arogan.
Iman mengatakan akan memanggil Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
"Kalau nanti ini memang betul-betul masalah lagi kan berarti ada masalah yang harus diluruskan. Pasti kami akan klarifikasi dengan memanggil Disdik," ujar Iman, Selasa (16/8/2022).
Iman mengaku, baru mendapat informasi dugaan pemukulan tersebut dari koleganya.
Ia sangat menyesalkan apabila kasus itu benar terjadi, karena sekolah merupakan tempat pembentukan karakter, di luar ilmu pengetahuan yang diberikan guru.
"Kalaupun ini terjadi, enggak dibenarkan apapun alasannya. Apalagi guru itu adalah sebagai contoh teladan, walaupun misalnya di anak itu nakal," ujar Iman.
Menurutnya sudah tidak zamannya lagi menggunakan model kekerasan seperti itu. Maka dari itu, pihaknya akan mencari tahu alasan oknum guru melakukan hal tersebut.
Diketahui, seorang pelajar SMKN 1, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat diduga menjadi korban penganiayaan oleh oknum guru di sekolah.
Korban berinisial RH (18) merupakan siswa kelas XII SMKN 1 Jakarta Pusat, yang mengalami luka lebam pada bagian mata sebelah kanan, usai diduga dianiaya oleh oknum guru mata pelajaran olahraga berinisial HT.
"Bibirnya juga luka berdarah. Kami sudah visum ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)," ujar orangtua RH, Ramdhani.
Ramdhani menginformasikan bahwa anaknya dianiaya pada Jumat (12/8/2022). Guru berinisial HT mendapatkan laporan bahwa RH melakukan pemalakan terhadap adik kelasnya.
Ramdhani menjelaskan, anaknya dipanggil pada saat belajar untuk ke ruang guru.
"Anak saya bingung setelah ditanya kenapa oleh HT, dan RH pun langsung ditempeleng, dipukul dadanya juga oleh HT," ujar Ramdhani.
Sementara itu, Kapolsek Sawah Besar, AKP Patar Mula Bona menyampaikan, RH ditemani oleh orangtuanya melaporkan penganiayaan yang dialaminya ke Polsek Sawah Besar pada Sabtu (13/8/2022).
Baca juga: Terkait Penganiayaan Terhadap Siswa di SMKN 1 Jakarta, Ariza Sebut yang Bersalah Bakal Diberi Sanksi
"Kami sudah lakukan pemeriksaan terhadap pelapor (RH) dan saksi atau kawan korban," ujar Patar saat dihubungi, Senin (15/8/2022).
Patar mengatakan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan dan pendalaman, khususnya kepada pihak sekolah untuk kronologinya. (m36)