Komunitas
Komunitas Penatas Rias Pengantin Terbentuk karena Hobi, Ini Sederet Kegiatannya
KPP lahir sebagai komunitas yang berupaya untuk mewadahi para penata rias maupun yang hobi merias wajah khususnya perias pengantin.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dian Anditya Mutiara
Kurnos juga membagikan keluh kesahnya selama menjadi perias pengantin khususnya saat terdampak pandemi Covid-19.
Bahkan, dirinya pernah dalam sebulan tak memiliki penghasilan sama sekali.
"Pas pandemi itu kan nggak boleh mengadakan acara-acara seperti pernikahan. Biasanya, Sabtu dan Minggu ada orderan ini benar-benar nggak ada sepi sekali," ungkap dia.
"Nggak cuma saya, teman yang lain juga akhirnya beralih profesi. Ada yang jualan lauk matang, terus jualan minuman yang viral-viral ya pokoknya apa saja asalkan halal dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," tambah dia.
Sebelum pandemi Covid-19, ibu empat anak ini dapat menghasilkan Rp 5.000.000 sampai Rp 7.000.000 per bulan.
"Pas pandemi drastis sekali, bahkan sampai nol ya penghasilannya. Karena kan memang nggak boleh acara-acara gitu. Pas sekarang sudah mulai dibolehkan acara lagi jadi bisa nafas," ucap Kurnos.
Ke depan, ia berharap anggota KPP bisa sukses bersama dan bisa saling membantu.
"Semoga bisa saling berbagi pelanggan ya, jadi kalau satu perias sudah penuh pelanggannya bisa dibagikan ke perias yang lain," ungkapnya.
Kurnos sendiri memasang tarif jasa merias pengantin menggunakan satu adat mulai dari Rp 2.200.000.
"Iya kami di sini juga bisa sepaket dengan merias orangtua juga ya, harganya nanti bisa dicek di Instagram kami Asheeqa_mua. Terus juga kalau ada yang mau bertanya tentang jasa rias bisa langsung ke Instagram kpp.jabodetabeknew," tutupnya. (m27)