Obral-obrol Literasi Digital, Bagaimana Cara Bertoleransi di Media Sosial? Ini Penjelasan Lengkapnya
Pemanfaatan literasi digital tak hanya menguasai teknologi, namun saling menghormati dan bertoleransi
WARTAKOTALIVE.COM - Literasi digital yang baik, dinilai bisa mendorong pemanfaatan teknologi digital ke arah positif.
Pemanfaatan literasi digital ini tak hanya mampu menguasai teknologinya semata.
Namun yang terpenting ialah menggunakannya dengan bijak, saling menghormati dan bertoleransi.
Sejarawan sekaligus Ketua Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali mengatakan, konsep penting dari kehidupan digital ialah Memahami Kebudayaan Nasional.
Baca juga: Penggunaan Teknologi Digital Harus Diimbangi Edukasi Literasi Digital yang Mumpuni
Baca juga: Kembangkan Minat Generasi Muda, UTA’45 Jakarta Buka Program Studi Teknologi Digital
Baca juga: Menkominfo RI Tekankan Dukungan Regulasi Demi Perkuat UMKM Mengadopsi Teknologi Digital
Selain itu juga, bagaimana menciptakan budaya baru di dunia digital.
Sehingga tetap mempertahkan nilai-nilai sosial.
"Toleransi sebenarnya akan mudah menjalani kalau kita paham satu sama lain. Kita mengerti, di balik layar akun media sosial itu ada banyak keberagamaan, pemahaman yang sangat berbeda," katanya dalam Obral-obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk Kita Tidak Sendiri di Internet, Yuk Belajar Toleransi, Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Anggapan masyarakat, jelas dia, dunia maya keberadannya sama dengan dunia nyata, namun realitasnya berbeda.
Karenanya, lanjut dia, berselancar di ruang digital tetap diatur dengan ketentuan yang berlaku.
"Toleransi itu bisa kita wujudkan, mana kala kita memahami sejarah dan kebudayaan bangsa kita," ucapnya.
Sementara itu, Content Creator, Ibob Tarigan mengatakan, media sosial merupakan wadah mensosialisasikan pemikiran, konten dan informasi.
Tentu, diakuinya, bisa direspon suka atau tidak.
Namun, tak bisa memaksakan kehendak sendiri.
"Media sosial itu untuk mensosialisasikan. Semua orang boleh sosialisasikan apapun tapi batasanya ialah hukum, norma-norma sosial," ucap Ibob Tarigan.
Jika setiap pengguna media sosial saling mengerti dan menghormati, tambahnya, maka suatu pesan yang disampaikan bakal lebih mudah diterima semua pihak.
"Dengan kita bisa mengerti apa yang dimiliki orang lain, kita bisa mengerti apa yang harus kita sosialisasikan," ujarnya.
Sementara itu, General Manager Global Peace Foundation Indonesia Shintya Rahmi Utami menekankan, tentang pentingnya literasi digital di tengah derasnya arus komunikasi saat ini.
Dengan saling menghargai dan menghormati, kata dia, tidak dilakukan dengan memulai hate speech dan bertoleransi.
"Literasi digital penting untuk kita semua kalangan. Mahasiswa, ibu-ibu untuk bisa melek digital, untuk bisa toleransi. Perdamaian tidak tercipta, kalau tidak ada toleransi," imbuhnya.
(Wartakotalive.com/CC)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/obral-obrol-literasi-digital.jpg)