Transjakarta akan Tingkatkan Kemampuan CCTV di Setiap Halte untuk Kenali Pelaku Pelecehan Seksual
PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) akan berupaya meningkatkan kualitas CCTV di setiap halte untuk mengidentifikasi pelaku pelecehan seksual.
Penulis: Indri Fahra Febrina | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - PT Transportasi Jakarta atau TransJakarta berupaya meningkatkan kualitas kamera pengawas atau CCTV di setiap halte untuk merespon cepat pelaku pelecehan seksual di halte TransJakarta.
Adapun keberadaan kamera pengawas di halte TransJakarta belum mampu mengidentifikasi pelaku pelecehan seksual.
Direktur Operasional dan Keselamatan TransJakarta, Yoga Adi Winarto mengungkapkan, pihaknya telah memasang face recognition atau teknologi pengenalan wajah untuk mengetahui pelaku pelecehan seksual.
Nantinya, kamera pengawas dengan face recognition mampu mendeteksi wajah setiap orang, sekalipun memakai masker.
Baca juga: Minimalisir Aksi Pelecehan Seksual, Transjakarta Buka 1.801 Lowongan Pekerjaan PLO
"CCTV yang sekarang ini sebenarnya dari sisi jumlah sudah mumpuni, namun kami sedang mengupgrade beberap CCTV, kami terutama yang di halte untuk bisa face recognitionnya," kata Yoga di Halte Harmoni, Gambir, Jakarta Pusat pada Jumat (5/8/2022).
Adapun pemasangan CCTV dengan face recognition bakal dipasang secara bertahap di semua halte TransJakarta.
Lebih lanjut, Yoga menegaskan, tidak ada lagi titik tidak terlihat blind spot di halte usai kamera pengawas dengan teknologi tersebut diterapkan. Sebab, teknologi face recognition bisa memperlihatkan gerak-gerik setiap orang di halte.
"Di halte-halte kami dan juga di bus, sudah tidak ada lagi blind spot. Semua area itu pasti ketauan dari CCTV-nya, sehingga kita bisa langsung mengidentifikasi," ujarnya.
Baca juga: Kampanye Stop Pelecehan Seksual, Transjakarta Tempel Stiker Hingga Tambah Petugas
Yoga menuturkan, pihaknya sedang menyusun prosedur bersama Dinas Perhubungan ihwal tindaklanjuti pelaku pelecehan seksual yang teridentifikasi.
TransJakarta berusaha agar pelaku pelecehan seksual di moda transportasi lain bisa juga diidentifikasi pihaknya.
"Misal terjadi pelecehan seksual di KRL, kami pun juga bisa mengidentifikasi orangnya. Ini kami juga upgrade sistem dan database untuk bisa masuk ke blacklist passanger," tukasnya. (M35)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Direktur-Operasional-dan-Keselamatan-TransJakarta-Yoga-Adi-Winarto.jpg)