Kecelakaan

Fakta Terungkap, Warga Sebut Sopir Odong-odong Nekat Melawan Kereta Api meski Sudah Diteriaki

Kecelakaan maut yang melibatkan odong-odong di Serang menjadi pembelajaran berharga, untuk kendaraan itu dihentikan beroperasi.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Valentino Verry
warta kota/gilbert sem sandro
Kecelakaan maut antara odong-odong dengan kereta api yang menewaskan sembilan orang terjadi di Jalan Silebu Pasar, Desa Silebu, Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (26/7/2022). 

Seluruh warga yang tinggal di pinggir rel kereta api pun keluar, menyaksikan kejadian mengerikan tersebut.

"Sebelum tabrakan kondisinya itu berisik, penumpang teriak 'ya Allah, ya Allah', dan warga teriak 'awas kereta, awas kereta'. Tapi semua itu hilang seketika, tiba-tiba semua hening, diam dan tidak menyangka kejadian itu ada di depan mata," ungkapnya. 

Lalu sekitar 40 detik berselang dari kejadian, teriakan histeris para warga yang menyaksikan hal tersebut pecah. 

Seluruh warga berhamburan menghampiri para korban yang tercecer bak biji jagung yang tumpah.

Fokus seluruh warga sekitar terpecah, beberapa diantaranya menemui korban yang meninggal dunia dan yang lainnya menolong penumpang yang masih selamat.

Sugianti (baju pink) dan Indah (baju biru) saksi mata odong-odong maut saat berbincang dengan Warta Kota, Rabu (27/7/2022).
Sugianti (baju pink) dan Indah (baju biru) saksi mata odong-odong maut saat berbincang dengan Warta Kota, Rabu (27/7/2022). (Warta Kota/Gilbert Sem Sandro)

"Setelah itu, warga langsung datang ke masing-masing korban baik itu yang meninggal dunia ataupun yang selamat," katanya.

Lebih lanjut Indah warga lainnya yang juga menjadi saksi mata mengaku, menolong lenih dari 7 korban yang mengalami luka dengan membawa ke kediamannya.

Hal itu dilakukan, guna memberi para korban ruang untuk menenangkan diri dan memberi mereka air untuk diminum.

Pasalnya, korban pertama yang ia tolong adalah seorang bayi yang masih berusia 7 bulan dan terlepas dari gendongan orangtuanya.

"Kalau saya langsung lari menolong korban yang masih hidup adalah bayi 7 bulan, saya liat di masih hidup tapi gak bersuara, saya gendong terus tepuk-tepuk juga enggak bersuara, akhirnya saya bawa ke rumah," tambah Indah.

"Di rumah bayi itu saya kasih minum dulu dan baru setelah itu dia nangis kencang, dan akhirnya warga yang lain juga bawa korban yang masih hidup ke rumah saya," terangnya.

Menurutnya, kesembilan orang korban yang meningal dunia di lokasi kejadian tidak memiliki luka luar atau terlihat darah.

Justru korban yang mengalami luka-luka baik itu ringan ataupun luka berat adalah korban yang masih dalam kondisi hidup.

"Korban yang luka-luka berdarah itu justru korban yang masih hidup, yang meninggal dunia itu sama sekali enggak ada luka yang terlihat," ucapnya.

"Salah satunya itu anak kecil kira-kira tiga tahun, dia mengalami luka di kaki yang robek sampai kelihatan tulang dan dadanya patah, tapi masih ternyata masih hidup," jelas Indah.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved