Banyak Ikan Mati di Cilincing, Diduga Akibat Limbah Pabrik Minyak Goreng di Marunda
Banyaknya ikan yang mati dan tangkapan ikan yang menurun di Cilincing diduga nelayan setempat akibat limbah dari pabrik minyak goreng di Marunda.
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, CILINCING - Kampung Nelayan Cilincing menjadi salah satu pemukiman para nelayan tradisional yang ada di wilayah Jakarta Utara.
Dari Jalan Raya Cilincing, nampak sebuah gapura bertuliskan 'Kampung Nelayan Cilincing' lengkap dengan puluhan kapal nelayan yang sedang bersandar di dermaga.
Di atas kapal-kapal tersebut nampak beberapa nelayan sedang sibuk memperbaiki jaring ikan yang robek dan lainnya mengemasi hasil tangkapan ikan.
Seorang nelayan bernama Sofini (50) bercerita hasil tangkapan ikan menurun drastis, bahkan para nelayan di Cilincing sering pulang melaut tanpa hasil tangkapan.
Baca juga: Selidiki Penyebab Ikan Mati Mendadak, Sudin LH Jakarta Utara Ambil Sampel Air Kali Ancol
Menurut Sofini, habitat ikan di perairan pesisir Utara Jakarta sudah tercemar limbah hingga menyebabkan banyak ikan mati.
“Ya kalau dulu si saya bisa dapat sampai 4 Kwintal, kalo sekarang paling banyak si 20 kilo, soalnya udah banyak limbah pabrik minyak di sekitar Marunda,” keluhnya di lokasi, Kamis (28/7/2022).
Kondisi tersebut diperparah dengan harga komoditas laut seperti rajungan yang alami penurunan harga dari tahun ke tahun di pengepul.
“Ya biasanya si ngutang dulu sama warung langganan, kalo solar kan kita pakainya 20 liter sekali jalan, ini juga takut sering ngutang, takutnya di tagihin terus,” ungkapnya.
Baca juga: Ratusan Ikan Mati Diduga Akibat Limbah Sampah, Warga Situ Rawa Besar Depok Diimbau Jaga Kebersihan
Menurut Sofini, kelangkaan ikan di lautan pesisir Utara Jakarta disebabkan oleh adanya pencemaran limbah minyak hingga menyebabkan ikan kabur.
“Ya sekarang kalo ikan udah ga nyaman si, ya kabur mereka, gamau lagi ditempatnya, itu gara-gara pabrik pada buangnya ke laut tiap musim hujan,” ujarnya sembari memperbaiki jaring.
Sofini juga mengaku tak pernah kan bantuan dari pemerintah lantaran ia perantau dari Indramayu, Jawa Barat bukan warga DKI Jakarta.
“Kalo kita si enggak dapet, ga pernah dapet karena KTP kita bukan Jakarta, yang dapet mah orang sini doang,” pungkasnya. (m38)