Begini Cara Menyelesaikan Persoalan Debitur dan Kreditur Menurut Pengamat Ekonomi

Pengamat Ekonomi, Ibrahim Assuaibi ungkap solusi terbaik untuk menyelesaikan persoalan antara debitur dan kreditur.

Editor: PanjiBaskhara
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Ilustrasi: Pengamat Ekonomi, Ibrahim Assuaibi ungkap solusi terbaik untuk menyelesaikan persoalan antara debitur dan kreditur. 

Sebaliknya, apabila ada faktor force majeur tentunya bank akan melakukan restrukturisasi berupa rescheduling pembayaran, discount, dan opsi keringanan lainnya.

Langkah bank itu mengajukan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan disayangkan pihak perusahaan itu.

Dirut PT TIE, Darwan Siregar akui upaya bank itu harus menjadi perhatian pemerintah, karena sebelumnya  sempat berkomitmen untuk tidak menzalimi debiturnya.

"Sebelumnya kami mengapresiasi langkah bank yang tidak akan menzalimi debiturnya,"

Darwan Siregar berharap niat baik bank tersebut, untuk menyelesaikan masalah dengan duduk bersama.

Sebelumnya ramai diberitakan munculnya persoalan kredit fasilitas terkait pembayaran cicilan yang tersendat.

Ada beberapa bank yang merupakan bagian dari kreditur sindikasi menuding debiturnya PT TIE mengemplang utang sindikasi tersebut sebesar USD450 juta.

Namun pernyataan tersebut dibantah PT TIE dengan menunjukkan bukti sejak ditekennya perjanjian fasilitas kredit antara kreditur sindikasi pada Agustus 2018, telah membayar kewajibannya.

Hingga periode tahun 2021, TIE tetap melakukan pembayaran ke kreditur sindikasi sekurangnya USD 46,446,198 (empat puluh enam juta empat ratus empat puluh enam ribu seratus sembilan puluh delapan Dolar Amerika Serikat).

Begitu juga selama semester 1 periode tahun 2022 TIE melakukan pembayaran kepada kreditur sindikasi USD 35,125,382 (tiga puluh lima juta seratus dua puluh lima ribu tiga ratus delapan puluh dua Dolar Amerika Serikat).

Seluruh pembayaran dilakukan sesuai dengan prosedur yang diatur dalam CAMA yakni dengan pendebetan yang dilakukan oleh bank selaku agen fasilitas.

Bahkan menurut Darwan Siregar, akibat dampak pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pihaknya berinisiatif melakukan permohonan restrukturisasi hingga beberapa kali sampai 2022.

Namun hingga saat ini pihak bank belum merespon restrukturisasi PT TIE.

(Wartakotalive.com/CC)

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved