Berita Video
VIDEO Polda Metro Jaya Ungkap Modus yang Dilakukan Mafia Tanah yang Libatkan Oknum BPN
Selain itu, Hengki mengatakan mafia tanah tersebut bahkan sampai melakukan akses ilegal ke akun BPN.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Ahmad Sabran
WARTAKOTALIVE.COM, JAGAKARSA - Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengungkap sejumlah modus yang dilakukan mafia tanah yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Diketahui, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap pejabat Badan Pertanahan Nasional (BPN) atas keterlibatan sebagai mafia tanah. Hengki menuturkan sejumlah modus itu.
"Dari sisi modus operandi mulai dari yang konvensional. Artinya mereka menggunakan data palsu kemudian apabila satu lokasi itu belum ada sertifikatnya dibuat data palsu bekerja sama dengan oknum akhirnya menjadi sertifikat," ujarnya, di Kantor BPN Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2022).
Selain itu, Hengki mengatakan mafia tanah tersebut bahkan sampai melakukan akses ilegal ke akun BPN.
"Ada juga lokasi di sertifikat dibuat data pembanding kemudian diadakan pemalsuan. Yang paling canggih ada ilegal access. Seharusnya akun yang tidak bisa ditembus bisa ditembus mafia," kata dia.
"Makanya ini adalah mafia ada perkumpulan-perkumpulan tertentu yang memperoleh keuntungan secara tidak sah rugikan masyarakat dan pada kasus ini melibatkan antar instansi," sambung Hengki.
Baca juga: Diduga Maling, Seorang Pria yang Mengaku Pengemudi Taksi Online Babak Belur Dikeroyok Massa
Baca juga: Ditipu Hingga Rp 10 Miliar Usai Lahiran, Artis Jessica Iskandar: Itu Uang Masa Depan Anak-anak Saya
Baca juga: Nikita Mirzani Jadi Tersangka, Polresta Serang Kota Telah Mengirim Berkas Perkara ke Kejari Serang
Mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat itu menambahkan, proses penyelidikan kasus dugaan mafia tanah tersebut terus berlanjut.
"Penyidikan kami ini sifatnya berkesinambungan, mungkin ada potensi-potensi oknum-oknum lain yang kami tangkap, kemudian ini perintah presiden karena menimbulkan keresahan di masyarakat terkait mafia tanah," kata dia.
"Banyak masyarakat yang menjadi korban dan sampai saat ini untuk modus ini sekali lagi banyak yang tidak sadar bahwa mereka jadi korban diam-diam tanahnya sudah dialihkan, mereka tidak sadar," lanjutnya. (M31)