Kabar Tokoh
Dulu Sejoli, Ini 5 Perjalanan Konflik Kak Seto dan Arist Merdeka Sirait Sejak Tahun 2015
Perjalanan konflik Kak Seto Mulyadi dan Arist Merdeka Sirait ternyata sudah berlangsung sejak tahun 2015.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Nama Kak Seto Mulyadi dan Arist Merdeka Sirait mencuat usai cekcok dan saling sindir di media sosial.
Baik Kak Seto Mulyadi dan Arist Merdeka Sirait merupakan aktivis perlindungan anak.
Perseteruan Kak Seto Mulyadi dan Arist Merdeka Sirait mencuat dipublik baru-baru ini saat menangani kasus dugaan kekerasan seksual di Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI).
Lewat podcast Deddy Corbuzier, Arist Merdeka Sirait geram dengan Kak Seto Mulyadi lantaran dianggap tidak berdiri di pihak korban saat menjadi saksi ahli di pengadilan.
Pun dalam persidangan, Kak Seto Mulyadi dengan terang-terangan menyebut organisasi yang dipimpin Arist Merdeka Sirait yakni Komnas PA ialah ilegal.
Baca juga: Arist Merdeka Sirait Emosi di Podcast Deddy Corbuzier, Kecam Kak Seto yang Bela Julianto Eka Putra
Ternyata perselisihan keduanya sudah berlangsung sejak lama. Tepatnya saat keduanya masih bersama-sama di bawah lembaga perlindungan anak yang sama.
Berikut Wartakotalive.com rangkum lima perseteruan Kak Seto Mulyadi dengan Arist Merdeka Sirait.
1. Satu organisasi perlindungan anak
Di awal tahun 1998, Kak Seto Mulyadi dan Arist Merdeka Sirait berada di bawah lembaga perlindungan anak yang sama.
Keduanya mendirikan Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA).
2. Arist Merdeka Sirait Digulingkan dari posisi ketua
Selama tiga periode Kak Seto Mulyadi menjadi Ketua Komnas PA. Kemudian Arist Merdeka Sirait yang kerap menjadi Sekjen menggantikan posisi Kak Seto di tahun 2010 sebagai Ketua.
Namun, di tahun 2015 Arist Merdeka Sirait tidak lagi menjabat sebagai ketua lantaran dianggap melanggar AD/ART.
Pencabutan itu dilakukan Pada tanggal 27-28 November 2015 lalu, di Batu, Malang, Jawa Timur.
Baca juga: Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait Sedih Lihat Ekspolitasi Anak dalam Kegiatan Politik
Arist Merdeka Sirait pun tidak terima dengan pencabutan mandat tersebut dan mengaku pencabutan posisi ketua itu ilegal.