Mantan PM Jepang Shinzo Abe Wafat, Ditembak Satu Menit Saat Mulai Berpidato, Pelakunya Bekas Polisi

Kantor berita Kyodo dan NHK sebelumnya mengatakan, Abe mengalami 'henti jantung' saat dibawa ke rumah sakit, setelah sempat sadar dan responsif.

zeenews.india.com
Bekas Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit, usai ditembak seorang pria saat berpidato di Nara. 

NHK menunjukkan video Abe yang tengah berpidato saat dua tembakan terdengar, setelah itu pandangan dikaburkan sebentar, dan kemudian pejabat keamanan terlihat menangani seorang pria di jalan.

Kepulan asap di belakang Abe pun terlihat dalam video terpisah yang ditayangkan di NHK.

TBS Television melaporkan, Abe ditembak di sisi kiri dadanya dan di leher.

Baca juga: Bekas Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Tak Sadarkan Diri Usai Ditembak Saat Pidato

Kerumunan warga pun berteriak memanggil ambulans.

"Ambulans, ambulans, AED (defibrillator eksternal otomatis)," teriak warga.

Abe mengalami pendarahan dan pingsan karena ditembak dua kali dari belakang, menggunakan senapan laras ganda yang diduga rakitan.

Baca juga: Surya Paloh dan Megawati Dikabarkan Tak Akur, Bambang Pacul: Jangan Gampang Menjustifikasi

Mantan perdana menteri paling lama di Jepang itu lantas dibawa menggunakan ambulans ke helikopter evakuasi medis, kemudian diangkut ke Rumah Sakit Universitas Medis Nara.

Media lokal mengatakan detak jantung Abe berhenti.

Sementara, seorang pria telah ditangkap dan diidentifikasi sebagai Tetsuya Yamagami, pria berusia 41 tahun yang merupakan warga Kota Nara.

Baca juga: Waketum Partai Gerindra: Mau Berapa Persen Pun Presidential Threshold, Kami Siap

Fuji TV melaporkan, tersangka adalah mantan anggota pasukan bela diri maritim, sementara NHK mengatakan pelaku telah bertugas di kepolisian selama sekitar tiga tahun hingga 2005 silam.

Sebuah pistol telah ditemukan di tempat kejadian dan pelaku pun ditangkap karena dugaan percobaan pembunuhan.

Jepang adalah negara dengan beberapa undang-undang senjata paling ketat di antara negara ekonomi top dunia, dan kasus penembakan sangat jarang terjadi di negara itu. (Fitri Wulandari)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved