Pilpres 2024
Surya Paloh: Saya Berjanji Tidak akan Mengulangi Apa yang Pernah Terjadi pada Pemilu 2019
Menurutnya, elite politik sangat menentukan dalam mewarnai republik, perihal saling menghargai dan membutuhkan, atau saling membenci satu sama lain.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh berjanji tak bakal mengulangi polarisasi Pilpres 2019 pada 2024.
Ia pun mengungkapkan sebagai pelaku dalam Pilpres 2019, mengalami langsung polarisasi tersebut, di antaranya ketika wartawan stasiun televisi Metro TV miliknya, mendapat perlakuan kekerasan.
Selain itu, kata dia, ada juga pihak yang menyebut Metro TV sebagai Metro Tipu.
Tak hanya itu, kata Surya, Partai Nasdem di beberapa daerah juga disebut sebagai partai penista agama.
"Ada hal yang membekas di diri saya. Saya berjanji saya berupaya untuk tidak terulangi lagi apa yang pernah terjadi pada Pemilu 2019."
"Saya tidak mendramatisasi, tetapi itu membuktikan kalau kita belum siap benar, belum matang istilahnya."
Baca juga: Kepala PPATK: Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tak Pernah Masuk Zona Hijau Sejak 1995!
"Tidak dewasa kita, belum dewasa sekali kita menjalankan pemilihan umum secara langsung seperti ini."
"Walaupun kita berhasil akhirnya mencapai garis finis pemilu itu, terpilihnya pemerintahan yang baru."
"Tapi ada hal yang membekas, polarisasi masyarakat," tuturnya dalam sebuah wawancara di kanal YouTube CNN Indonesia, dikutip pada Selasa (5/7/2022).
Baca juga: Pemerintah Bakal Gelar Sero Survei Lagi untuk Jadi Dasar Kebijakan Protokol Kesehatan dan Vaksinasi
Menurutnya, elite politik sangat menentukan dalam mewarnai republik, perihal saling menghargai dan membutuhkan, atau saling membenci satu sama lain.
Ia pun mengatakan tugas besar ada pada kita semua, untuk berupaya membangun kesadaran berbagai komponen dan kalangan, agar polarisasi tidak terjadi lagi di masyarakat.
"Bahkan partai mengusung, katakanlah misalnya ada nama Anies Baswedan, saya harus siap-siap untuk menerima, menyatakan bahwa nasionalisme saya diragukan. Itu merupakan resiko yang harus saya ambil. Tidak ada masalah," paparnya.
Baca juga: Covid-19 Diyakini Takkan Hilang, Vaksinasi Bakal Jadi Program Rutin Seperti Penyakit Lain
Ia berkeyakinan, dengan niat baik dan akal sehat yang harus tetap terjaga, justru membuatnya berkeinginan membangun perspektif yang baru.
Surya sulit membayangkan jika nantinya masyarakat membawa kebencian sepanjang hidup terhadap presiden yang terpilih pada 2024.
"Walaupun atas nama demokrasi kita bebas untuk mengatakan ini hak aku, suka atau tidak suka."
"Tapi kalau bisa kita membuat suasana ke arah yang lebih, sedikit lebih nyaman. Walaupun kita tidak suka seseorang, walaupun kita tidak akan pilih seseorang," bebernya. (Gita Irawan)