Pencabulan
Sudah Setahun, Belasan Santriwati Remaja di Ponpes di Depok Dicabuli 4 Ustaz dan Kakak Kelas
Selama setahun Belasan santriwati remaja di pondok pesantren (ponpes) di kawasan Depok, menjadi korban pencabulan 4 ustaz dan seorang kakak kelas
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Belasan santriwati remaja di pondok pesantren (ponpes) di kawasan Beji Timur, Kota Depok, menjadi korban pencabulan 4 ustaz dan seorang kakak kelas, yang merupakan pengasuh mereka.
Pencabulan kepada belasan santriwati ini sudah terjadi selama setahun terakhir.
Namun kasus ini baru terungkap sekira seminggu lalu saat para santriwati libur belajar dan pulang ke rumah masing-masing.
Selama ini para santriwati enggan melaporkan pencabulan yang mereka dapatkan, karena tak mau menyusahkan atau membuat orang tua susah memikirkan keberadaan mereka di pondok pesantren.
Kuasa hukum para korban, Megawati mengatakan, para santriwati ini diajak masuk ke satu ruangan dan di sanalah terjadi pencabulan.
Bahkan satu hari sebelum pulang ke rumah, ada beberapa korban yang sempat dirudapaksa oleh empat orang yang dipanggil ustaz dan satu lelaki lainnya kakak kelas.
"Dan jadi setiap malam mereka datang ke kamar itu dan dibekap terus dilakukan itu (pelecehan), ada yang di kamar mandi dan ada yang di ruangan kosong," ujarnya Rabu (29/6/2022).
Baca juga: BREAKING NEWS: Belasan Santriwati Remaja di Ponpes Beji Depok Dicabuli 4 Ustaz dan Kakak Kelas
Menurutnya, korban yang paling parah kondisinya adalah santriwati dari Bandung, Jawa Barat.
Tapi kata Megawati keluarganya tak berani membeberkan ke awak media.
Anak tersebut menurutnya adalah yatim piatu dan tinggal bersama tantenya.
Baca juga: Pencabulan Remaja Kebutuhan Khusus, Pelaku Masukan Jari ke Organ Vital Korban
Setiap hari ia mengeluh kesakitan dibagian organ intimnya.
Pelaku tambah Megawati tidak mengiming-imingi sesuatu dan pelecehan terjadi saat libido para pelaku memuncak.
"Saya panggil, insya Allah nanti saya akan jemput Insya Allah dalam minggu ini, Saya akan jemput (korban di Bandung)," jelasnya.
Sejauh ini, katanya baru 11 santriwati yang diketahui mengaku menjadi korban pencabulan.
Baca juga: Polisi Bakal Dalami Keterlibatan Pihak yang Membantu Tersangka Pencabulan Anak Saat Melarikan Diri
Ia menduga masih ada korban lainnya yang mengalami hal serupa, namun tak berani bicara.
Meski begitu, ia belum memiliki bukti fisik dalam perkara ini.
Tapi kata Megawati, ia sudah merekam semua pengakuan dari para korban pencabulan.
"Beberapa korban bilang sakit buang air kecil dan beberapa bilang masih bengkak organ intimnya," ucap Mega.
Seperti diketahui belasan santriwati remaja di pondok pesantren (ponpes) di kawasan Beji Timur, Kota Depok, menjadi korban pencabulan 4 ustaz dan seorang kakak kelas.
Dari belasan korban, hanya lima orang santriwati yang berani speak up atau bicara ke orangtuanya.
Para korban langsung membuat laporan ke Polda Metro Jaya didampingi keluarga.
Setelah membuat laporan, tiga orang santriwati berinisial A, T dan R langsung dimintai keterangan oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Sedangkan dua orang lainnya belum dilakukan pemeriksaan karena tempat tinggalnya ada di Bandung dan dalam kondisi sakit serta trauma.
Baca juga: Polisi Bakal Dalami Keterlibatan Pihak yang Membantu Tersangka Pencabulan Anak Saat Melarikan Diri
Kuasa hukum para korban, Megawati mengatakan, setelah ia mendengar pengakuan dari para korban, sangat jelas ditemukan unsur pidana dari perbuatan bejat para pelaku.
Karenanya kemudian ia mengajak korban untuk membuat laporan ke Polda Metro dan langsung dilakukan visum di rumah sakit bersama penyidik.
"Tapi sampai hari ini hasil visumnya belum keluar. Jadi kita juga menunggu hasil visum. Menurut kami karena anak itu sudah cidera dari dalamnya (vagina) udah ada luka," tegasnya Rabu (29/6/2022).
Sebelum mengambil langkah hukum, kata Megawati, para korban sudah sempat melaporkan kejadian ini ke pihak pondok pesantren.
Namun para santriwati itu justru mendapat jawaban bahwa seolah-olah hal itu biasa dan sudah sering terjadi.