Pilpres 2024

Ini Reaksi Anies Baswedan Tahu Namanya Diusulkan Jadi Duet Pemersatu Bangsa Bareng Ganjar

Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo disebut Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sebagai duet pemersatu bangsa di Pilpres 2024

Wartakotalive/Alfian Firmansyah
Apa pendapat Anies Baswedan disandingkan dengan Ganjar Pranowo? Gubernur Anies Baswedan DKI Jakarta di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2022) 

Reaksi Anies Tahu Namanya Diusulkan Jadi Duet Pemersatu Bangsa Bareng Ganjar

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo disebut Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sebagai duet pemersatu bangsa pada tahun 2024 mendatang.

Sejumlah awak media pun mengonfirmasi hal itu kepada Anies.

Namun Anies Baswedan enggan menanggapi namanya disebut-sebut dalam duet pemersatu bangsa itu jelang Pemilu 2024.

Anies mengaku masih ingin fokus menjalankan tugas sebagai kepala daerah.

Apalagi amanat sebagai Gubernur DKI Jakarta baru akan segera berakhir pada bulan Oktober 2022 mendatang.

“Saya urus Jakarta dulu, fokusnya di situ,” kata Anies, di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu (25/6/2022).

Baca juga: Undang Penyandang Disabilitas ke JIS, Anies: Fasilitas Baru Kita Harus Ramah untuk Disabilitas

Baca juga: PKS Bela Anies Baswedan yang Dibandingan Kinerjanya dengan Gibran Rakabuming

Anies juga enggam membicarakan lebih lanjut duet pemersatu bangsa yang membawa-bawa namanya dan lebih memilih menjelaskan perihal Jakarta International Stadium (JIS).

Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengusulkan duet pemersatu bangsa 2024 yakni nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu dilakukan agar pemimpin bangsa ke depan bisa menghilangkan polarisasi.

Apalagi dua nama itu dijagokan bakal jadi presiden lantaran memiliki elektabilitas yang tinggi. 

Taruhan 

Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Billy Haryanto, merespons pernyataan pendiri lembaga survei Cyrus Network Hasan Nasbi, yang menyebut Anies Baswedan bakal gagal mendapatkan tiket capres 2024.

Billy justru yakin Anies akan mendapatkan tiket pada Pilpres 2024, karena elektabilitasnya yang tinggi pada survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga.

"Siapapun lembaga surveinya, Anies selalu di tiga besar," kata Billy, Jumat (24/6/2022).

Baca juga: Takkan Diajak Koalisi oleh PDIP, PKS: Jangan Bersikap Terlalu Berlebihan

Menurut Billy, meskipun Anies tidak memiliki partai, ia memiliki magnitude bagi partai-partai untuk meminang dia menjadi capres.

Oleh karena itu, menurutnya sangat logis bila banyak partai mendekati Anies.

"Gimana logikanya Anies enggak dapat tiket capres?” Ucapnya.

Billy mencontohkan, Anies menjadi urutan nomor satu pilihan kader Nasdem untuk dicalonkan pada Pilpres 2024.

NasDem yang memiliki suara 10,26 persen memang harus berkoalisi untuk mendapatkan tiket, namun ia yakin tiket tersebut akan didapat, karena Nasdem sudah melakukan penjajakan koalisi dengan sejumlah partai.

Saking yakinnya, Billy bersedia taruhan mobil miliknya, bila Anies tidak mendapatkan tiket pada Pilpres 2024.

Baca juga: Beli Minyak Goreng Harus Pakai Aplikasi PedulilLindungi Atau NIK, Sosialisasi Mulai 27 Juni 2022

"Kalau dia (Hasan) berani taruhan Alphard, saya berani taruhan Range Rover. Tanggung kalau cuma Alphard. Berani saya taruhan,” tegasnya.

Sebelumnya, Hasan Nasbi, pendiri lembaga survei Cyrus Network, meyakini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal gagal mendapatkan tiket calon presiden (capres) 2024.

Bahkan, Hasan sampai berani bertaruh Toyota Alphard jika pernyataannya itu salah.

"Kalau (Anies) mau jadi capres berat, dari semua sisi, kalkulasi matematikanya sudah susah."

"Tapi, kalau mau jadi cawapres masih terbuka. Boleh taruhan Alphard, boleh," kata Hasan dalam sebuah diskusi daring Total Politik, seperti dikutip, Jumat (24/6/2022).

Ada sejumlah alasan yang membuat dirinya yakin Anies gagal maju capres.

Pertama, dia menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum mendukung pencapresan Anies.

Baca juga: Soal Capres PDIP, Megawati: Masih Dua Tahun, Boleh Dong Saya Umpetin Terus

Meski Jokowi mendatangi gelaran Formula E yang dibuat Anies, tak terlihat gestur yang menunjukkan adanya dukungan konkret.

Menurutnya, Jokowi datang karena formalitas, mengingat Formula E merupakan gelaran internasional yang harus ia hadiri.

"Kalau buat Mas Anies, saya belum melihat sebenarnya gestur dukungan politik yang betul-betul, yang lebih konkret," ulasnya.

Baca juga: Megawati: Saya Heran Juga Loh, Jokowi Padahal Kurus Ya, tapi Kok Bisa Sih Tahan Banting Banget?

Kedua, Hasan berbicara mengenai politik identitas.

Dia menilai hal itu akan menjadi hambatan Anies. Terlebih, saat ini beberapa partai mulai mengklaim akan menghindari politik identitas.

Ketiga, Hasan menyinggung soal masa jabatan Anies yang akan berakhir pada Oktober 2022, atau dua tahun sebelum pilpres.

Menurutnya hal itu juga menjadi hambatan. Sebab, ia menilai karakteristik masyarakat Indonesia masih setengah feodal.

Sehingga, ada kecenderungan lebih respek kepada orang yang masih memegang jabatan.

"Kita masih ada setengah-setengah feodalnya, itu realitas hari ini."

"Jadi, begitu orang punya jabatan, semua orang datang, selain minta tanda tangan, ngundang ngopi, sekadar bertamu, audiensi foto, dan segala macam."

"Tapi, begitu tidak punya jabatan, jangankan mau keliling-keliling bertemu konstituen, cari teman foto susah, cari teman ngopi juga mulai susah."

"Ajudan yang biasaya menyiapkan segala macam sudah enggak ada," bebernya. (Taufik Ismail)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved