Kesehatan

Cegah Stunting Pada Anak, Orang Tua Perlu Perhatikan Strategi Pemberian MPASI yang Baik

Pada periode MPASI, para orang tua perlu memperhatikan dengan baik terhadap strategi pemberian MPASI pada anak.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
Wartakotalive.com/Mochammad Dipa
Dokter spesialis anak IPDA dr. Harun Albar, M.Kes, SpA dalam acara konferensi pers Mothercare meluncurkan Alat Pengolah Makanan dan Peralatan Makan dari Twistshake, di Novotel, Cikini, Jakarta, Senin (20/6/2022). 

Dr. Harun menyampaikan jika serat diberikan berlebihan justru memicu masalah di sistem pencernaannya.

"Serat cukup diperkenalkan di bawah usia 2 tahun. Sebab jika berlebihan akan membuat kembung, sering kentut, rewel. Nggak semua serat bikin buang air besar lancar. Justru ada bikin sembelit pada anak, atau ada yang halangi absorbsi dari mikronutrien," tambahnya.

Selanjutnya, aman dan higienis dimana hal ini berkaitan dengan pencegahan stunting di infeksi kronis berulang. Mulai dari persiapan, pembuatan, lalu menggunakan cara, bahan dan alat yang higienis

Strategi MPASI terakhir adalah diberikan secara responsif, artinya memberi makan pada anak tidak hanya bertujuan membuat si anak menjadi kenyang, tetapi juga ada interaksi orang tua dan anak untuk tumbuh kembang anak.

“Jadi nggak hanya sekedar memberi makan, disitu ada stimulasi,” ungkap Dr. Harun.

Sufor buka pengganti ASI

Saat anak ASI sudah tidak mencukupi di masa MPASI, dr. Harun menyarankan tidak langsung memberikan susu formula (sufor). Sebaiknya perbanyak waktu MPASI.

“Susu formula bukan pengganti ASI, jadi kalau ASI kurang baik tambah MPASI, seperti biasanya dua kali jadi tiga kali ditambah camilan,” paparnya.

Berikan makanan rumah yang sehat, baik untuk makanan sehari-hari maupun makanan selingan dan tawarkan selalu jenis-jenis makanan yang baru.

“Terkadang makanan baru butuh ditawarkan 10-15 kali untuk dapat diterima dan dimakan dengan baik oleh anak. Sajikan jenis-jenis makanan yang baru bersama dengan makanan yang disukai oleh anak,” sebutnya.

Hindari asumsi bahwa anak tidak akan suka dengan jenis-jenis makanan tertentu. Tawarkan finger foods (makanan yang dapat digenggam oleh anak) yang sehat sehingga anak dapat belajar makan secara mandiri.

“Sulit makan dan menolak makan adalah hal yang wajar terjadi pada anak. Hal tersebut bisa jadi merupakan cara mereka untuk menunjukkan diri mereka sebagai individu,” ucap dr. Harun.

Lalu jangan pernah memaksa anak untuk makan, karena anak tahu berapa banyak makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya.

Memaksa makan dapat mengganggu kemampuan alaminya, untuk mengetahui tanda-tanda lapar dan kenyang pada anak.

Menu makan MPASI yang baik

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved