Stasiun Matraman
Stasiun Matraman Menggunakan Konsep Pelayanan Komunikasi yang Ramah untuk Masyarakat Disabilitas
Stasiun Matraman, Jakarta Timur nantinya akan menerapkan konsep fasilitas pendukung untuk pelayanan ramah disabilitas di segala bidang.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Sigit Nugroho
Namun, penerapan perencanaan tersebut juga dianjurkan untuk melalui tahapan selektif yang akurat.
"Diharap bisa ada UMKM di Stasiun Matraman ini, contohnya pelaku usaha kopi, tetapi didasari produk nya juga harus enak apabila ingin ditempatkan disini," kata Budi, Minggu (19/6/2022).
Budi berujar bahwa kebijakan menerapkan hal tersebut perlu dilakukan, karena hal tersebut merupakan bentuk dari bagian langkah pendukung untuk para pelaku UMKM.
“Kita wajib dukung para pelaku UMKM, dan kalau produk luar negeri belum ada di Stasiun Matraman lebih baik UMKM yang didahulukan,” ujar Budi.
Hal serupa juga disampaikan Teten Masduki.
Dia mengatakan bahwa perencanaan tersebut perlu direalisasikan.
Selain itu, Teten juga menjelaskan Imbauan teknis penerapan tersebut dengan cara menyediakan infrastruktur publik wajib mewadahkan total 30 persen terkhusus untuk pelaku UMKM.
"Ruang-ruang usaha di transportasi publik seperti di stasiun, di pelabuhan, di rest area, di terminal, ini harus disediakan untuk UMKM," kata Teten.
Sebelumnya, Stasiun Matraman, Jakarta Timur yang baru saja diuji coba pada Jumat (17/6/2022) menerapkan sistem jalur Double-Double Track (DDT) dikedua peron yang dimiliknya, yakni peron satu dan dua.
Hal itu dijelaskan saat pertemuan Wartakotalive.com dengan Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jakarta-Banten Rode Paulus di Stasiun Matraman, Jakarta Timur pada Jumat, (17/6/2022).
"Pembangunan stasiun Matraman ini bagian dari program besar yaitu Double-Double Track (DDT) yang dimana program ini akan memisahkan perjalanan kereta jarak jauh dan commuter," ujarnya.
Sebelum menjelaskan ke tahap peresmian uji coba, Rode mengungkapkan seluruh jajaran, termasuk pihaknya terlebih dahulu menyiapkan ragam hal teknis pendukung pembangunan stasiun tersebut.
Hal itu perlu dilakukan, sebab untuk saat uji coba nanti diharapkan tidak akan ada sesuatu hal yang berdampak menimbulkan suatu hambatan.
"Sebelum kita ujicoba hari ini, kami melakukan banyak kesiapan, mulai dari uji sertifikat prasarana nya, kita melakukan safety assessment, kita juga melakukan Standard Pelayanan Minimal (SPM) dari semua instansi yang ada di DJKA terkait dengan kewenangannya tersebut," pungkasnya.