Taman Ismail Marzuki

Idealisme Anies Muncul, Larang Pengelola TIM Keruk Keuntungan, Tempat Pengembangan Seni Budaya

Gubernur DKI Anies Baswedan mengimbau pengelola TIM untuk tak kemaruk, hanya mencari untung. Sebab TIM adalah pusat pengembangan seni budaya.

Warta Kota/ Yolanda Putri Dewanti
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta pengelola Taman Ismail Marzuki (TIM) tak kemaruk dalam mencari untung, sebab TIM diadakan sebagai pusat pengembangan seni budaya. 

Proyek yang menelan biaya sekitar Rp 4,5 triliun tidak mencari keuntungan, padahal stadionnya bertaraf internasional karena mengantongi sertifikat dari FIFA.

“Jakarta membangun lapangan sepakbola berstandar internasional, standarnya FIFA. Lokasinya di kampung-kampung, dan lapangannya setara dengan lapangan internasional lainnya, tapi di tempat itu dipasang spanduk sebesar-besarnya, bahwa lapangan ini berstandar internasional dan tidak boleh dikomersialisasikan,” jelas Anies.

Dia menambahkan, langkah itu diambil agar anak-anak di perkampungan setempat bisa merasakan lapangan berstandar internasional guna menggapai mimpinya jadi atlet sepak bola.

Apalagi Jakarta dirasa mampu membiayai kebutuhannya melalui penyertaan modal daerah (PMD) kepada Jakpro.

“Kami melakukan revitalisasi bukan tentang bangunan fisik, ini adalah tentang membangun ekosistem. Di mana kegiatan kesenian kebudayaan bisa tumbuh dan berkembang, dan kami ingin Jakarta menjadi salah satu pusat kebudayaan dunia dan ini menjadi salah satu kontributor pentingnya, lewat TIM,” ucapnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved