Wabah PMK
Bikin Ngeri, Sapi di Kota Bogor Banyak yang Tertular Wabah PMK, dari Tujuh Menjadi 40 Ekor
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) harus segera diatasi, mengingat makin menyebar seperti di Kota Bogor, yang semula tujuh ekor kini menjadi 40 ekor.
Penulis: Cahya Nugraha | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, BOGOR - Beberapa waktu lalu Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor menemukan tujuh ekor sapi yang diduga suspek virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Setelah dilakukan uji lab melalui tes darah, ternyata ketujuh hewan tersebut positif PMK.
Setelah dilakukan perawatan yang intensif dengan memberikan vitamin dan obat sesuai dengan gejala klinis, kini ketujuh hewan tersebut sudah dinyatakan sembuh dari PMK.
Baca juga: Luna Maya Sesali Kebodohan yang Dilakukan di Masa Muda, kini Fokus Mengejar Mimpi
Namun, saat ini sebanyak 40 ekor sapi diduga suspek PMK.
"Ketujuh ekor sapi yang dinyatakan positif PMK sudah sembuh, namun kini masih kita lakukan pamantauan lebih lanjut," ucap Kepala DKPP Kota Bogor, Anas S Rasmana, Kamis (16/6/2022).
Anas menerangkan, 40 ekor sapi yang suspek ini memiliki gejala yang sama seperti ketujuh ekor sapi sebelumnya, yaitu mengalami suhu tubuh yang panas.
"Ke-40 ekor sapi ini masih suspek, sebab suhu tubuh hewan panas, kan bisa juga panas karena faktor lain," ucap Anas.
Namun, diakui Anas bahwa sepertinya gejala ini mengarah ke PMK.
Baca juga: Pengamat Sajikan Enam Tugas Berat Zulkifli Hasan, Utama Membasmi Mafia Minyak Goreng di Internal
"Meski masih gejala klinis, namun sepertinya ini mengarah ke PMK, hasilnya nanti kita tunggu saja setelah dilakukan tes," ucap Anas.
Anas mengingatkan, apabila ada gejala seperti kejang, mulut dan kuku melepuh serta panas pada hewan ternak, peternak diimbau untuk segera melaporkanya ke DKPP Kota Bogor agar langsung segera ditindak.
Jika betul ditemukan, nantinya sapi yang terjangkit, DKPP akan mengisolasi sapi tersebut dan memberikan obat sesuai dengan hasil diagnosa klinis.
Anas juga menghimbau bagi masyarakat yang biasa membeli daging di pasar agar teliti untuk menanyakan kelengkapan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
Baca juga: Layanan Kesehatan Mendesak, Iwan Setiawan Minta RSUD Bogor Utara Segera Beroperasi
“Nanti pedagang wajib memiliki SKKH yang dikeluarkan Dinas dan RPH (Rumah Pemotongan Hewan) setempat," ucap Anas.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyambut baik kehadiran vaksin untuk pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan berkuku belah.
Pasalnya, merebaknya kasus tersebut di berbagai daerah Indonesia telah mengkhawatirkan masyarakat, karena sebentar lagi umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Adha atau kurban.
“Vaksin PMK sekali lagi kami bersyukur bahwa sudah ada vaksin PMK pertama,” kata Ariza di Balai Kota DKI, Rabu (15/6/2022).
Ariza memastikan, kebutuhan hewan kurban saat Hari Raya Iduladha juga dalam keadaan aman, meski di berbagai daerah terdapat wabah PMK.
Selain itu, harga hewan kurban dijamin terjangkau demi menjaga daya beli masyarakat.
“Jadi itu sudah melalui sebuah proses agar distribusi pemasokannya sesuai ketentuan, dan harus dikarantina terlebih dahulu,” ucap mantan anggota DPR RI Fraksi Gerindra ini.
Seperti diketahui, vaksin hewan ternak khusus penyakit mulut dan kuku (PMK) telah tiba di Tanah Air, Minggu (12/6/2022).
Vaksin yang spesifik (homolog) dengan kasus yang terjadi di Indonesia ini dikirim langsung dari Prancis melalui Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang.
“Tentu ini hal yang sangat menggembirakan bagi kami, karena upaya yang kita siapkan berjalan sesuai jadwal,” ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri yang dikutip dari Kompas.com.
“Sesuai janji Kami vaksin akan tiba di minggu kedua Juni 2022,” imbuhnya.
Terkait jumlah vaksin PMK yang datang, Kuntoro menyebutkan tahap pertama masuk karena keterbatasan cargo pesawat, baru sejumlah 10.000 dosis vaksin.
Selanjutnya, Kuntoro menambahkan secara keseluruhan vaksin akan tiba kembali dalam tiga hari ke depan, dengan total 800.000 dosis.
Nantinya, vaksin akan didistribusikan sesuai kebutuhan daerah dengan memperhatikan peta sebaran penyakit yang terjadi saat ini.
Adapun skema penggunaan vaksin PMK ini, nantinya disuntikkan pada hewan sehat yang belum terkena PMK, namun berada di wilayah zona merah atau tertular.
“Jadi nanti secara bertahap akan disuntikkan pada hewan ternak di sumber pembibitan ternak, sapi perah milik Rakyat dan koperasi Susu, serta ternak sapi potong di daerah berisiko tinggi. Kita sudah susun prioritas vaksinasi berdasarkan faktor resikonya,” jelasnya.
Sebelumnya, Ariza memastikan daging sapi yang masuk ke ibu kota sudah diawasi dengan ketat sebagai pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Itu menjadi perhatian ya, itu menjadi syarat yang diperhatikan,” ungkapnya.
Nantinya pengawasan daging sapi yang masuk Jakarta akan melibatkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) hingga BUMD Dharma Jaya.
Salah satu cara kita memastikan produk yang masuk ke Jakarta juga melalui proses itu, juga sudah disortir oleh Dinkes, KPKP, Dharma Jaya,” sambung pria yang akrab disapa Ariza.
Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkait adanya PMK terhadap daging sapi yang masuk ke Jakarta terutama menjelang Hari Raya Iduladha.
“Saat informasinya sudah ada, kami memastikan semua produk daging khususnya sapi itu melalui proses,” tegasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati menyarankan supaya tidak ada lagi pengiriman sapi ke Jakarta terhitung tanggal 24 Juni 2022 atau jelang Hari Raya Iduladha.
Hal tersebut dilakukan untuk bisa mencegah resiko penularan PMK jelang Hari Raya Iduladha.
