Demo Buruh

Buruh tak Suka Ada Kawat Berduri di Depan Gedung DPR/MPR, Baku Hantam dengan Polisi

Buruh kesal polisi memasang kawat berduri di depan Gedung DPR/MPR, baku hantam pun terjadi.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Alfian Firmansyah
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta buruh menahan diri untuk tak melawan polisi. 

Tapi kata-kata bersyarat memastikan pembahasan omnibus law UU Cipta Kerja itu melibatkan partisipasi publik dan tidak merugikan rakyat.

Buruh dengan pihak kepolisian baku hantam di depan gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (15/06/2022)
Buruh dengan pihak kepolisian baku hantam di depan gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (15/06/2022) (Wartakotalive/Alfian Firmansyah)

Ketiga, mengesahkan rancangan UU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga atau UU PPRT. 17 tahun sudah dibahas tapi tidak disahkan.

Kalau ada uang yang berseliweran dalam pembahasan sebuah UU cepat kejar tayang. Behind the scenenya banyak deal2 yang diputuskan.

Tapi giliran untuk perlindungan rakyat RUU PPRT 17 tahun tidak disahkan.

Keempat, kami menolak liberalisasi pertanian dalam sidang WTO. Sekarang sedang berlangsung konferensi tingkat menteri, Liberalisasi pertanian akan merugikan petani.

Daya beli petani turun, harga benih dan pupuk naik, karena ditaruh dalam mekanisme pasar. Harga pangan sekarang sudah naik menurut FAO adalah 13 persen.

Oleh karena itu kita menolak liberalisasi pertanian yang sidangnya akan dibahas oleh WTO tahun ini. Indonesia jangan terlibat di dalamnya.

Terakhir, Partai Buruh dan organisasi buruh menolak masa kampanye hanya 75 hari, itu melanggar UU. KPU adalah penyelenggara Pemilu, DPR dan pemerintah adalah peserta Pemilu, peserta Pemilu bersepakat dengan penyelenggara Pemilu. Ini melanggar UU.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved