Virus Corona
Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Saat Puncak Diprediksi Cuma Sepertiga dari Puncak Delta
Sedangkan kasus kematiannya, lanjut Budi, sepersepuluh dari kasus kematian di Delta dan Omicron.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 mengakibatkan kenaikan kasus di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Meski demikian, dilaporkan saat puncak dari kenaikan kasus, perawatan di rumah sakit dan tingkat kematiannya lebih rendah dibandingkan dengan Omicron yang awal dan varian Delta.
"Hasil pengamatan kami bahwa puncak dari penularan varian BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron awal."
Baca juga: Jokowi Terbitkan PP 23/2022, Direksi BUMN Dilarang Jadi Caleg, Cakada, dan Pengurus Parpol
"Kasus hospitalisasinya juga sepertiga dari kasus hospitalisasi Delta dan Omicron," tutur Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Senin (13/6/2022).
Sedangkan kasus kematiannya, lanjut Budi, sepersepuluh dari kasus kematian di Delta dan Omicron.
Minggu Kedua Atau Ketiga Juli 2022
Puncak kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia, diprediksi terjadi satu bulan setelah kasus pertama.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, minggu kedua dan ketiga Juli akan menjadi puncak penyebaran subvarian tersebut.
"Di minggu kedua Juli atau minggu ketiga Juli, kita akan lihat puncak kasus dari BA.4 dan BA.5," kata Budi saat konferensi pers virtual, Senin (13/6/2022).
Baca juga: Bagikan Bonus Atlet SEA Games 2021, Jokowi: Kirim Enggak Usah Banyak-banyak, tapi Hasilnya Meningkat
Mantan wamen BUMN ini mengatakan, puncak kasus subvarian ini tidak akan tinggi seperti kasus Delta
"Semua negara sudah siap-siap ada gelombang berikutnya."
"Kalau memang benar-benar masyarakat kita siap, termasuk dengan sistemnya yang baik, kemungkinan besar puncaknya tidak akan tinggi."
Baca juga: Boyamin Saiman Ungkap Perbandingan Gaji Jaksa Agung dan Pimpinan KPK, Selisih Rp65 Juta
"Dan ditambah dengan adanya booster, tentu daya tahan imunitas masyarakat akan bertahan enam bulan lagi sampai Bulan Februari Maret tahun depan," ungkap Budi.
Kasus pertama BA.4 dan BA.5 di Indonesia teridentifikasi pada 9 Juni 2022.
Dilaporkan ada empat kasus, yang terdiri dari satu orang positif BA.4 dan tiga orang positif B4.5 di Bali.
Baca juga: Peluang Tiga Periode Sangat Kecil, Projo Usul Jabatan Jokowi Ditambah Jadi Dua Setengah Tahun