Viral Medsos
Netizen Dibuat Terharu dengan Tulisan JS Khairen yang Ditujukan untuk Ridwan Kamil
penulis terkenal Indonesia, JS Khairen membuat sebuah tulisan untuk Eril dan juga sang Ayah, Ridwan Kamil.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dian Anditya Mutiara
Hai sungai yang dingin, tak cukup hangatkah doa yang kami kirim? Yang tiap buka gawai, entah bagaimana secara insting terus mencari berita Eril, Eril, Eril.
Gak kenal Eril, gak terlalu sering ngikutin Kang Emil. Namun beberapa hari belakangan, ada banyak orang yang secara tulus berdoa agar ia segera ditemukan. Tidak cukup hangatkah itu, wahai sungai?
Broadcaster of daily happines, begitu tulisan di bio IG si pria topi bundar.
Kurang lebih maknanya adalah, sang penyiar kebahagiaan. Namun, beberapa hari ini ia tengah bersedih. Melihatnya bersedih, kita ikut-ikutan remuk.
Sungai, jika tangis diam-diam seorang ayah adalah tangis paling menakutkan, maka cukupkah tangis dan doa kami, supaya kau menghangat dan mereda? Tolong beritahu ia di mana.
Salam, J.S. Khairen, seorang ayah.
Banyak netizen yang larut dalam kesedihan membaca karya dari Js Khairen itu.
"Bang tulisan ini mewakilkan jutaan bapak-bapak yang tak mampu banyak berkata seperti bang JS Khairen, semoga eril segera mendapatkan kabar," tulis @istofa.
"Ya Allah nangis bombai baca ini, tulisan yang sangat mengena di hati dan membangkitkan memori akan Almarhum ayah (emot sedih) semoga a Eril segera ditemukan, amin," tulis @suci.nilasari.
Lalu JS Khairen rupanya mendapatkan direct message usai menulis Pria Topi Bundar, ini katanya
Pack bapack, dr kemarin banyak para ayah yg curhat ke saya, entah via DM atau komen. Salam kenal. Pack, ini ada pesan dr ayah saya.
“Menangislah, karena hanya yang kuat yang boleh menangis.”
Kalau selama ini bapak2 sulit menemukan sudut sunyi utk sanggup menangis dan bercerita akan pahitnya hidup, amat boleh bercerita pd sy yg juga seorang bapak2 (Kebetulan sy dapat titipan 2 anak. Si kecil baru aja setahun, kakaknya tiga tahun.)
Pak-bapak, sy tahu kok, kecamuk jiwa bapak kalau di motor terus nutup helm. Tahu jg kalau di kamar mandi. Di depan rumah, saat bbrp detik sebelum masuk pagar. Atau bahkan saat bapak habis sendawa makan malam di rumah.
Pak, sy setahun belakangan baru jd fulltime writer. Berat sekali perjuangannya utk sampai ke titik itu. Td sore di postingan sy ceritain dikit, kapan2 lagilah sy lanjut (Sebelumnya sy kerja kantoran. Dr konsultan, wartawan, sampai creative development pernah sy cobain semua.) Sy yakin, bapak2 semua punya perjuangan pahit sendiri2.
