Berita Nasional
Tak Terpengaruh Hasutan di Medsos untuk Tolak UAS, Masyarakat Banjiri Pengajian UAS di Madura
Seperti diketahui, selebaran digital yang menginformasikan bakal ada demo menolak kehadiran sang ustaz, viral di media sosial.
Baca juga: Aksi Bela UAS di Depan Dubes Singapura, Tuntut Permintaan Maaf Batas Waktu 2x24 Jam
Tidak ada keterangan detil terkait pencekalan UAS.
Pemerintah Singapura hanya menyatakan bahwa UAS dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama seperti Singapura.
Misalnya, dalam salah satu ceramahnya UAS menjelaskan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi syahid.
Singapura dianggap terkesan membutakan diri terhadap program PBB Anti Islamophobia, serta berlaku unfairness, tidak adil, dan diskriminatif terhadap tokoh agama Islam.
"Yang jelas tindakan Pemerintah Singapura ini justru menunjukkan sikap Islamofobia, bukan hanya terhadap UAS tetapi terhadap anggota keluarga dan teman UAS lainnya. Serta dapat merusak hubungan baik antar-etnik Melayu dan Islam di Asia Tenggara," sebut Senanatha.
"Kami kata Senanatha mengecam Singapura karena telah mendeportasi UAS tanpa alasan yang jelas. Singapura harus meminta maaf secara langsung kepada umat Islam Indonesia karena telah mendeportasi UAS beserta rombongan.
Apabila dalam tempo 2x24 jam Pemerintah Singapura belum meminta maaf, maka Pemerintah RI harus meninjau ulang hubungan diplomatik RI-Singapura."
"Mendesak Dubes RI, Suryopratomo untuk meminta maaf kepada UAS umat Islam Indonesia karena telah bersikap acuh tak acuh pada kasus tersebut. Kami akan datang lagi ke kedubes singapore dalam jumlah yang jauh lebih besar lagi jika tuntutan kami tidak di penuhi," pungkasnya.