Berita Bogor

Fitri Kisahkan Detik-detik Mencekam Terjadinya Tanah Longsor di Cijeruk yang Tewaskan Empat Warga

Plt.Bupati Bogor, Iwan Setiawan, mengungkapkan duka cita yang mendalam kepada seluruh korban bencana longsor.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Hironimus Rama
Lokasi tanah longsor di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Minggu (22/5/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, CIBINONG - Empat warga Kampung Pasir Pogor, RT 01/ RW 04, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor meninggal dunia karena tanah longsor.

Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (21/5/2022) pukul 17.30 WIB.

Bencana alam tanah longsor disebabkan karena hujan deras yang cukup lama mengguyur wilayah ini.

Dua unit rumah tertimbun puing-puing longsoran serta memakan korban jiwa.

Baca juga: Empat Korban Tanah Longsor di Cijeruk Berhasil Dievakuasi, Langsung Dibawa ke RS Polri Untuk Otopsi

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan seluruh jajaran terkait segera bertindak cepat lakukan evakuasi dan langkah-langkah tanggap darurat.

Plt.Bupati Bogor, Iwan Setiawan, mengungkapkan duka cita yang mendalam kepada seluruh korban bencana longsor.

"Mendengar berita duka tersebut, saya langsung perintahkan sejumlah jajaran untuk menerjunkan tim dan bertindak cepat melakukan evakuasi serta langkah-langkah tanggap bencana," kata Iwan, Minggu (22/5/2022).

Iwan juga meminta agar masyarakat tetap tenang, waspada terhadap lingkungan sekitarnya dan terus berdoa bersama untuk keselamatan para korban bencana longsor tersebut.

Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Bogor, tanah longsor terjadi sepanjang 10 meter, dengan tinggi 6 meter, serta lebar 5 meter.

"Tim segera diterjunkan ke tempat kejadian bencana sesaat setelah menerima laporan dari staf Desa Cipelang," kata Kepala BPBD Kabupaten Bogor Yani Hassan.

Dia menambahkan lima orang korban selamat dari dua unit rumah yang rusak berat.

"Mereka diungsikan ke rumah saudaranya yang terdekat," tuturnya.

Korban selamat atas nama, Fitri, Hilman, Adit, Abay, Ama.

Baca juga: Hujan Deras Membuat Tanah Longsor di Cijeruk Bogor, Empat Orang Meninggal Dunia

Sementara terdapat empat korban jiwa yang tertimbun tanah longsor yakni Duduh (40), Uum (70), Eneng (30), dan Nafis (2).

Tim TRC BPBD bergerak cepat berkoordinasi dengan aparat setempat, melakukan pendataan, melakukan tindakan yang diperlukan sesuai SOP kebencanaan dan melakukan analisa di lokasi.

Tim bergerak bersama beberapa jajaran diantaranya, Satpol PP, PMI Kabupaten Bogor, Damkar, Dinas Sosial, Linmas Desa Cipelang, Polres Bogor, Polsek Cijeruk, Babinsa Cijeruk, Bhabinkamtibmas Cijeruk, Karang Taruna, dan unsur masyarakat lainnya.

Pencarian dan evakuasi korban tanah longsor dilakukan hingga Minggu (22/5/2022) pukul 03.00 WIB.

Tiga korban jiwa atas nama Duduh, Uum, dan Nafis sudah ditemukan, sementara korban atas nama Eneng masih dalam pencarian. Pencarian korban akan dilanjutkan pada hari ini.

Kesaksian korban

Kelopak mata Fitri (32), korban tanah longsor di Kampung Pasir Pogor, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, tampak masih bengkak.

Bola matanya juga masih terlihat memerah.

Lengan bagian kirinya tampak memar. Begitu pun bagian kakinya tampak jelas ada sedikit luka memar ringan.

Wanita yang kini hamil 8 bulan ini terduduk lemas di rumah saudaranya di Kampung Pasir Pogor, RT 01/04, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Dia tampak tabah menerima ucapan bela sungkawa dari tetangga dan sahabatnya yang terus berdatangan pada Minggu (22/5/2022) sore.

Fitri (32), korban selamat dalam bencana tanah longsor di Kampung Pasir Pogor, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Sabtu (21/5/2022). Foto: Warta Kota/Hironimus Rama
Fitri (32), korban selamat dalam bencana tanah longsor di Kampung Pasir Pogor, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Sabtu (21/5/2022). Foto: Warta Kota/Hironimus Rama (Warta Kota/ Hironimus Rama)

Kepada Wartakotalive.com, dia mengenang kembali detik-detik menjelang tanah longsor menghancurkan rumahnya dan membuat suaminya harus meregang nyawa.

"Saat kejadian, saya berada di dalam rumah. Saya melihat ada banyak air keluar dari sela-sela bentengan (turap) vila yang ada di atas rumah. Tak lama kemudian bentengan retak dan ambrol," kata Fitri di Cijeruk, Minggu (22/5/2022) sore.

Bersama tiga anaknya, dia lalu lari ke arah dapur untuk menyelamatkan diri. Namun baru sampai di pintu dapur, runtuhan rumah sudah menghimpit tubuh mereka.

"Saya langsung membungkuk memeluk tiga anak saya. Dua anak di depan dan satu lagi di samping saya," ujar Fitri.

Dia merasakan beratnya material rumah yang menghimpit mereka.

Dari  puing-puing reruntuhan rumah ia berusaha sekuat tenaga berdiri dan menengadah ke atas.

Ternyata kepalanya masih bisa nongol keluar di sela-sela lubang asbes yang pecah untuk meminta tolong ke warga.

Selang berapa menit kemudian, warga pun datang untuk menolong Fitri dan ketiga anaknya dari bencana tanah longsor.

Meskipun dia dan tiga anaknya selamat, namun nasib sial menimpa suami Fitri dan tiga anggota keluarganya yang lain.

Duduh (34), suami Fitri, bersama mertuanya Uum (70), serta adik iparnya Eneng (30) dan anaknya Eneng bernama Nafis (2) meninggal dalam peristiwa ini.

"Suami saya baru pulang kerja. Saat kejadian dia berada di depan rumah. Begitu bentengan ambruk, dia ikut lari ke dalam rumah. Tetapi rupanya telat karena rumah keburu ambruk dan menimpa dia," ujarnya.

Fitri berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumahnya yang hancur.

"Tidak ada yang tersisa, hancur semuanya. Saya berharap ada bantuan dari pemerintah untuk sekolah anak-anak. Apalagi sebentar lagi saya akan melahirkan," ungkapnya.

Fitri juga berharap pemilik vila yang turapnya ambrol bertanggung jawab memberikan ganti rugi.

"Dia harus memberikan ganti rugi. Soalnya beberapa kali kita peringati agar bentengan diperbaiki tetapi tidak dilakukan," tuturnya.

Saat ini jenasah keempat korban sedang berada di RS Polri Kramatjati untuk dilakukan otopsi.

Fitri sendiri mengalami luka ringan dan lecet di lengan, kaki dan punggung karena terkena material longsoran.

Begitu pun anak sulungnya yang berusia 9 tahun mengalami luka-luka ringan dan lecet di kepala, kaki dan punggung.

Sementara anak keduanya (8 tahun) dan anak ketiganya (5 tahun) tidak mengalami luka-luka.

Tiga anak Fitri tampak masih asyik riang bermain bersama teman-teman mereka.

"Anak-anak sudah tahu ayah mereka sudah tiada. Tetapi sepertinya belum terlalu terasa kesedihan karena suasana masih ramai. Mungkin kalau sudah agak sepi baru terasa," pungkas Fitri.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved