HUT Kebon Raya Bogor

Kebun Raya Bogor Hadirkan Griya Anggrek Sambut HUT ke-205, Pusat Koleksi Anggrek Terlengkap

Kebun Raya Bogor menjadi pusat penelitian dan edukasi di bidang flora. Memasuki usia ke-205 kini menambah Griya Anggrek.

Penulis: Cahya Nugraha | Editor: Valentino Verry
warta kota/cahya nugraha
Masyarakat antusias menghadiri sunset di kebun dalam Perayaan HUT Kebun Raya Bogor ke-205, Sabtu (21/5/2022). 

Bentuk nisannya bermacam-macam dan unik. Ada yang dari tugu, rumah, balok vertikal dan horizontal. Ukuran nisan juga beragam.

Ada pula setangkai bunga mawar yang sudah layu di beberapa makam.

Baca juga: Hujan Deras Membuat Tanah Longsor di Cijeruk Bogor, Empat Orang Meninggal Dunia

Pemakaman ini adalah makam dari keluarga terdekat Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Ada makam DJ de Eerens, seorang Gubernur Jenderal yang menjabat tahun 1836-1840.

Makam tertua adalah Cornelis Potmans. Beliau adalah administrator toko obat yang wafat pada 1784.

Tokoh terakhir yang dimakamkan adalah Prof Dr Andre Joseph Guillaume Henri Kostermans atau Achmad Jahja Goh Hartono Kostermans yang wafat pada 1994. 

Makam Belanda yang terdapat di dalam Kebun Raya Bogor.
Makam Belanda yang terdapat di dalam Kebun Raya Bogor. (warta kota/cahya nugraha)

Beliau adalah seorang ahli botani dan dermawan Belanda yang memutuskan menjadi Warga Negara Indonesia.

Nisannya berbeda dengan yang lain karena diberi keramik berwarna merah, putih, dan biru.

Terdapat juga nisan dengan dua nama yaitu Heinrich Kuhl dan JC Van Hasselt. 

Mereka adalah peneliti yang ditugaskan untuk mempelajari flora dan fauna di Indonesia.

Heinrich dan JC wafat di usia yang masih muda karena sakit dan kelelahan.

Terdapat juga nisan dengan ukiran nama Mr A Prins, Jeannette Antoinette Pietermaat, J Drury R N, Margaretha Catharina Elizabeth Pahud, EB van den Bosch, Cornelia Dorothea Adelheid dan masih banyak lagi.

Pemakaman Belanda atau Dutch Cemetery terletak tidak jauh dari Pintu 2, tepatnya berada di dekat Taman Bambu.

Keberadaan Kebun Raya Bogor menjadi awal perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Yakni sebagai wadah bagi ilmuwan di bidang botani di Indonesia melakukan penelitian secara terorganisasi pada tahun 1880-1905.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved