PPDB

Orang Tua Tenang, PPDB Masih Terapkan Sistem Zonasi dan Umur

Orang tua murid di Jakarta sedikit tenang setelah tahu pemerintah masih menerapkan PPDB dengan sistem zonasi dan umur pada tahun ajaran baru.

Penulis: Gilar Prayogo | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Nur Ichsan
Ilustrasi - PPDB dengan sistem zonasi dan usia kerap dikeluhkan orang tua, namun ada juga sebagian yang setuju. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sistem zonasi dan umur masih diterapkan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), orang tua tidak khawatir akan sistem ini.

Sistem zonasi dan umur masih diterapkan dalam PPDB tahun ini.

Beberapa orang tua sudah mengantisipasi dari kebijakan ini, namun yang lainnya nampak khawatir akan sistem yang diterapkan.

Baca juga: Sekuel Film KKN di Desa Penari Disiapkan Setelah Tembus 6 Juta Penonton, Apa Kata Tissa Biani?

"Karena saya pindah ke Cijantung dan Kartu Keluarga (KK) masih di Cijantung 2, jadinya agak sulit mendapatkan yang terdekat," ujar Erna, wanita berusia 37 tahun saat dihubungi oleh Wartakotalive.com, Senin (16/5/2022).

"Ya itu termasuk kendala yang saya hadapi untuk sistem zonasi. Selain itu, untuk umur juga beberapa sekolah menerapkan usia minimal masuk," imbuhnya. 

Erna menceritakan beberapa sekolah masih menerapkan batas minimum usia. Tetapi setiap sekolah mempunyai batas minimum umur yang berbeda-beda.

Baca juga: Kasus DBD di Kabupaten Bekasi Tahun Ini Capai 411 Kasus

Dirinya merelakan anaknya bersekolah di tempat yang jauh dari rumahnya, karena masih memakai zona sebelum berpindah ke tempat yang baru.

"Ya sebenarnya bersekolah dekat dengan rumah lebih enak, karena ongkos tidak mahal dan masih bisa dipantau. Tetapi karena suratnya masih di Cijantung 2, jadinya tidak bisa bersekolah di dekat rumah," ucapnya.

Wanita dua anak ini mengatakan sistem zonasi termasuk membantu dalam memilih di sekolah bagi anaknya.

Dirinya bisa memilih sekolah sesuai dengan ekonomi yang dimilikinya serta membayar keperluan sehari-hari dari anaknya.

Baca juga: Rodtang Jitmuangnon Ikut Tarung ONE 157 diLaga Turnamen ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix

"Memilih sekolah dengan sistem zonasi membantu saya untuk menyesuaikan dari segi ekonomi dan keperluan sehari-hari anak saya. Jadi keuangan bisa dialihkan untuk membeli keperluan sekolah serta seragam sekolah," ucapnya.

Erna menceritakan bahwa untuk keperluan sekolah, dirinya sudah menabung dari jauh hari untuk menyeimbangkan ekonominya.

"Alhamdulillah kalo keperluan untuk masuk sekolah sudah dipersiapkan dari tabungan sebelumnya. Ya paling untuk menyesuaikan dari bayaran sekolah. Makanya sistem zonasi meringankan sedikit lah ekonomi saya," ucapnya.

Baca juga: FKMK Jabodetabek akan Kembali Gelar Kudus Festival di Museum Satria Mandala Jakarta

Wanita dua anak ini melanjutkan ceritanya terkait dengan lingkungan sekolah yang dipilih. Selain memilih dari segi ekonomi, dirinya juga mencari sekolah dengan lingkungan yang baik.

"Ya selain ekonomi, lingkungan sekolah juga harus dipikirkan. Soalnya untuk menjaga anak saya dari pergaulan yang kurang baik," ujarnya.

Lingkungan yang baik menurut Erna adalah mampu mensupport anaknya untuk menjadi lebih baik. Kemudian mendapatkan teman-teman yang rajin dalam belajar.

"Lingkungan yang baik untuk anak adalah yang mampu mensupport agar lebih baik kedepannya. Kemudian teman-temannya adalah anak yang rajin dalam belajar serta membuat anak saya berteman dengan anak yang baik," katanya.

Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2022/2023 dilakukan di Ruang Fatahillah, Kantor Wali Kota Jakarta Utara.
Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2022/2023 dilakukan di Ruang Fatahillah, Kantor Wali Kota Jakarta Utara. (Warta Kota/ Junianto Hamonangan)

Dirinya mengaku akan mensupport anaknya untuk mendapatkan nilai yang bagus. Caranya dengan memberikan pelajaran tambahan di luar sekolah. Seperti les untuk mata pelajaran yang dirasa kurang menguasai.

Tanggapan tentang penerimaan siswa baru juga diberikan oleh Fitri, seorang ibu satu anak.

Sistem zonasi membantu dirinya untuk mengawasi buah hatinya yang bersekolah. Fitri merasa sistem zonasi membuat dirinya mudah mengawasi pergaulan dan bolos sekolah.

"Ya sistem zonasi membuat saya lebih mudah mengawasi pergaulan putra saya. Bagian terpenting adalah untuk mengawasi dia agar tidak bolos sekolah," ucapnya.

Baca juga: Pelaku UMKM di Kupang NTT Deklarasi Dukungan Calon Presiden 2024

Selain dekat agar mudah diawasi, ia memilih sekolah dari segi ekonomi dan lingkungan yang baik.

"Saya memilih sekolah dilihat dari bayarannya, karena ekonomi tidak bisa untuk mencari yang mahal. Selain dari ekonomi, lingkungan menjadi pertimbangan paling penting untuk memilih sekolah," kata wanita berusia 34 tahun.

Menurutnya lingkungan termasuk bagian terpenting untuk tumbuh kembang anaknya. Lingkungan yang mempunyai guru yang ramah serta teman-teman yang mempunyai tata krama baik.

"Lingkungan yang baik itu menurut saya adalah guru yang ramah, punya teman yang tata krama yang baik dan punya sopan santun terhadap guru serta orang tuanya," ucapnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved