Pasar Tertua

Pasar Gede Hardjonagoro Solo, Simbol Toleransi di Kota Bengawan

Mulyono mengatakan, tak jauh dari lokasi pasar terdapat klenteng tertua di Solo bernama Klenteng Tien Kok Sie.

Warta Kota/ Leonardus Wical Zelena Arga
Pasar Gede Hardjonagoro, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, SOLO -- Berlokasi di Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Pasar Gede Hardjonagoro dikenal sebagai simbol harmoni sosial budaya yang berkembang di sana.

Pegawai kantor pengelola Pasar Gede, Mulyono mengatakan, tak jauh dari lokasi pasar terdapat klenteng tertua di Solo bernama Klenteng Tien Kok Sie.

Hal tersebut yang menjadikan Pasar Gede Solo suatu simbol kebersamaan dan toleransi karena ragam sosial budaya di sana.

"Malah biasanya kalau setiap perayaan Imlek, kawasan Pasar Gede Solo disulap jadi tempat yang menarik sehingga menjadi magnet bagi wisatawan dari luar Solo," ujar Mulyono.

Berdasarkan pantauan Wartakotalive.com, Senin (16/5/2022), sekira pukul 13.00 WIB, Pasar Gede Solo ramai oleh pengunjung yang melakukan transaksi dengan pedagang.

Beberapa pengunjung dan pedagang nampak mematuhi protokol kesehatan, namun ada juga yang tidak mengenakan masker.

Pasar Gede Hardjonagoro, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022).
Pasar Gede Hardjonagoro, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022). (Warta Kota/ Leonardus Wical Zelena Arga)

Baca juga: Mengenal Pasar Gede Hardjonagoro Solo yang Berusia Hampir Seabad

Pasar Gede Solo menjual beragam kebutuhan bahan pokok yang lengkap, mulai dari sembako hingga kuliner tradisional khas Kota Solo. 

Maka tak heran, salah satu pasar tertua (dibangun 1927, dan diresmikan 1930) di Indonesia ini pun selalu ramai oleh pengunjung.

Baca juga: Pemudik yang Singgah di Rest Area Tol Trans Jawa, Istirahat Sambil Menikmati Sejarah Zaman Belanda

Seorang pedagang, Yanti (45) berharap, Pasar Gede Solo selalu ramai oleh pembeli. Karena pasar tersebut sudah seperti rumah kedua bagi dirinya.

"Saya sudah 35 tahun berjualan di sini. Dulu waktu saya kecil, saya berjualan bareng ibu saya. Jadi memang sudah seperti rumah sendiri bagi saya," ujar Yanti.

Yanti menjual beragam cemilan dan bahan dasar, seperti: wedang uwuh, serundeng, gula batu, gula jawa, kerupuk ceker, dan lain-lain.

Baca juga: Satu Bangunan Kios di Pasar Ciputat Masih Utuh Saat Kebakaran Ini Kisahnya

Yanti mengaku, ia bersyukur Pasar Gede Solo dapat ramai kembali setelah aturan pandemi Covid-19 dilonggarkan.

Selain itu, itu juga berharap, Pasar Gede Solo dapat selalu ramai oleh pengunjung.

Di lokasi yang sama, Wartakotalive.com juga bertemu dengan seorang pengunjung dari Jakarta Timur, DKI Jakarta.

Baca juga: Libur Hari Raya Waisak 2566, Sebanyak 67.000 Penumpang Berangkat dari Stasiun Pasar Senen dan Gambir

Titik (45) ditemui sedang membeli oleh-oleh krecek gendar di lapak Yanti.

Ia mengaku, krecek gendar jadi favorit keluarganya di rumah.

Wanita yang sedang melakukan studi banding di SMAN 3, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah itu berencana akan lanjut wisata kuliner ke Sate Kambing dan Tengkleng Pak Manto di Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah. (m36)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved