Virus Corona
EMPAT Kelompok Orang Terpapar Gangguan Jiwa, Pandemi Covid-19 Makin Memperparah
Pada sebagian orang, katanya, mengalami masalah gangguan mental neurologis dan penggunaan zat.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Pandemi Covid-19 semakin memperparah kesehatan jiwa masyarakat.
Hal itu diungkapkan Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan drg Vensya Sitohang.
Pada sebagian orang, katanya, mengalami masalah gangguan mental neurologis dan penggunaan zat.
Baca juga: Ini Dua Opsi Polisi Ciduk Saifuddin Ibrahim, Diminta Menyerahkan Diri Atau Diringkus FBI
“Kondisi pandemi (Covid-19) memperparah ataupun semakin mempengaruhi kesehatan jiwa,” katanya pada konferensi pers di Hotel Conrad, Bali, Jumat (13/5/2022), dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Angka prevalensinya, kata Vensya, meningkat 1-2 kali lipat dibandingkan kondisi sebelum pandemi Covid-19.
Kelompok yang terpapar dengan gangguan jiwa pun berbeda-beda.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Menyusut Jadi 64, Papua Mendominasi
Psikiater Dr dr Hervita Diatri SpKJ (K) menjelaskan, kelompok orang yang terpapar gangguan jiwa itu berbeda-beda dan memiliki penatalaksanaan yang berbeda pula.
Kelompok yang pertama adalah mereka yang sebenarnya normal sebelumnya, atau tidak ada masalah kesehatan jiwa, kemudian menjadi memiliki masalah sampai mengalami gangguan jiwa.
Kelompok kedua adalah mereka yang memang sejak awal sudah mengalami masalah kesehatan jiwa.
Baca juga: Koalisi Indonesia Bersatu Dinilai Cuma untuk Naikkan Posisi Tawar dengan Poros Besar
Contohnya, mereka yang sudah tinggal dengan kekerasan di rumah tangga, kondisi itu membuat mereka menjadi begitu dekat dengan pelakunya terus-menerus di rumah tangga, sehingga masalah gangguan jiwanya menjadi lebih besar.
Kelompok ketiga adalah mereka yang memang sebelumnya sudah memiliki masalah kesehatan fisik dan mengalami kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan.
Sehingga, lanjutnya, sangat wajar kalau merasa cemas yang kemudian kankernya tambah berat, hipertensi, jantung, dan sebagainya menjadi berat.
Baca juga: Koalisi Indonesia Bersatu Tak Ingin Pragmatis Langsung Bicara Soal Capres-Cawapres
Demikian juga dengan pengidap gangguan jiwa yang tidak bisa memiliki akses pengobatan
Kelompok terakhir adalah kelompok yang terutama banyak kita temukan di Juli 2021, waktu gelombang kedua pandemi Covid-19.
Ketika masalah oksigen langka sementara asupan oksigen ke otak kurang, bisa saja pada akhirnya menyebabkan gangguan jiwa yang menetap.
Baca juga: Pemerintah Bentuk Komite Ahli untuk Tangani Hepatitis Akut, Bakal Rumuskan Tata Laksana