Penyakit Mulut dan Kuku
Hasil Monitoring 5.000 Ekor Sapi di Jakarta Layak Konsumsi, tak Mengidap Penyakit Mulut dan Kuku
Warga Jakarta tak perlu panik soal berita penyakit mulut dan kuku pada sapi, sebab hewan ternak untuk wilayah Jakarta itu dinyatakan sehat.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, Dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta Rismiati memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak panik menyikapi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sebab hal itu tidak akan menular ke manusia.
"Sebab PMK bukan termasuk zoonis yang dapat menularkan ke manusia dari hewan, begitu juga sebaliknya," ujar Rismiati, Kamis (12/5/2022).
Baca juga: Presiden Jokowi ke AS, Airlangga Bahas Koalisi dengan PAN dan PPP untuk Pilpres 2024
Menurut Rismiati, kasus perkembangan penyakit tersebut terutama di provinsi DKI Jakarta yang hingga saat ini masih terhitung 0 persen.
Namun, masyarakat dianjurkan jangan lengah dan tetap waspada terkait penyebaran kasus tersebut yang dirasa dapat dengan mudah penularannya.
"Pemerintah juga terus berupaya untuk PMK tidak masuk ke DKI Jakarta, walaupun penularannya sangat akut dan cepat," tuturnya.
Penyebaran kasus tersebut diungkapkan Rismiati saat ini terdapat di beberapa daerah, yakni meliputi Jawa Timur, Aceh, dan Medan.
Namun, penerapan antisipasi penyebaran penyakit tersebut tetap diberlakukan di setiap daerah, antara lain DKI Jakarta.
Baca juga: Teuku Rifnu Wikana Jadi Asmuni di Film Srimulat Hil yang Mustahal, Akting Ciamik hingga Nembang Jawa
Mengingat penyakit tersebut juga dapat melahirkan tingkat kematian terhadap hewan, dan tentunya dapat merugikan ragam khalayak.
"Kalo angka kesakitan penyakit 100 persen, untuk kematian lima hingga 10 persen, kalo udah sakit pasti produksi, merambah semua, masa inkubasi nya 14 hari," jelas Rismiati.
Sikap pemerintah provinsi DKI Jakarta terkait penanganan PMK dinilai serius, sebab tidak ingin kecolongan sepersen pun, sehingga kebijakan dan antisipasi kerap dilakukan dengan giat dari jajaran pihak yang relevan.
Rismiati juga mengatakan harapan terkait kasus ini untuk segera usai dan cepat dibenahi, supaya aktivitas peternakan bisa kembali normal seperti biasanya.

"Alhamdulillah kita sudah lakukan monitoring terutama terkait kesehatan hewannya sampai Rabu (11/5/2022) kemarin total 198 titik, dan jumlah total ternak lebih kurang 5.000an ya, hasilnya aman sehat tidak ada yang terinfeksi," ucapnya.
Untuk mengantisipasi, pemerintah melakukan karantina untuk hewan lintas daerah yang masuk ke DKI Jakarta.
"Jika mendatangkan sapi dari luar daerah itu kita terapkan karantina yakni selama 14 hari, untuk selanjutnya kita observasi terkait kesehatan hewan tersebut," ujarnya.
Baca juga: Ganjil Genap Jakarta Jumat 13 Mei, Khusus Plat Kendaraan Ganjil Boleh Lewat di 13 Ruas Jalan Ini
Pada saat karantina di lokasi yang sudah disediakan pemerintah, hewan tersebut dianjurkan untuk terus mengkonsumsi vitamin dan obat penunjang kestabilan daya tahan tubuh.
Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi penularan penyakit PMK itu sendiri yang dirasa Rismiati cepat menular.
"Lokasi karantina sudah siap berada di bambu apus Jakarta," tuturnya.
Selain itu, penerapan pembatasan tamu yang hadir juga diberlakukan untuk menghindari rentan ruang penyebaran penyakit tersebut.
Baca juga: Vaksinasi di Wilayah 4T Sulawesi Utara Terus Digencarkan
Antisipasi seperti ini akan terus diberlakukan dengan menyesuaikan situasi kondisi dilapangan yang bersifat situasional.
"Mereka (peternak) kita juga anjurkan terapkan bio security, membatasi tamu yang datang ke kandang untuk sementara waktu," lugasnya.
Upaya antisipasi lain juga terus dilakukan Pemprov DKI dalam membantu memutus tali penyebaran PMK yakni mengidentifikasi sejak dini terkait hewan ternak disetiap kandang.
Sebab, penangan cepat dirasa pemerintah merupakan hal yang harus dilakukan, mengingat cara itu tepat untuk tidak terlalu melebarkan penyebaran penyakit itu sendiri.
Baca juga: Teten Masduki: UMKM Perempuan Cenderung Dukung Praktik Ramah Lingkungan Dibanding Laki-laki
"Kita juga bersama jajaran lakukan deteksi dini, pengujian klinis kalau ditemukan indikasi langsung kita terapkan sop yakni unit respond cepat, hasil lab juga langsung terlihat, kita lakukan itu," ujarnya.
Monitoring terus dilakukan setiap harinya dari Pemprov DKI, selama monitoring tersebut, sosialisasi terkait penanganan PMK ini juga terus rutin disampaikan.
Tidak hanya itu, Pemprov dan jajaran juga terus melakukan sesi diskusi bersama para peternak terkait solusi yang akan terus diambil ke depannya terkait penanganan wabah penyakit ini.
"Selain itu kita juga lakukan edukasi untuk jangan panik, dan menerima masukan saran, sejauh ini terkendali semua," katanya.
Antisipasi lainnya yakni terkait imbauan kepada masyarakat untukbtidak panik menyikapi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sebab hal itu tidak akan menular ke manusia.
"Sebab PMK bukan termasuk zoonis yang dapat menularkan ke manusia dari hewan, begitu juga sebaliknya," ujarnya.