Berat Badan Naik Setelah Lebaran? Waspada Obesitas dan Diabetes

Health Claim Senior Manager Sequis, dr Yosef Fransiscus konsumsi makanan manis pencetus kenaikan berat badan hingga obesitas dan diabetes.

dok. Sequis
Health Claim Senior Manager Sequis, dr Yosef Fransiscus mengatakan bahwa meningkatnya berat badan utamanya disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi. Perlu diingat, makan berlebihan dan kurang bergerak dapat menyebabkan berat badan bertambah dan berisiko terserang penyakit. 

WARTAKOTALIVE.COM - Merayakan hari Raya Idul Fitri identik dengan berkumpul bersama keluarga sembari manyantap hidangan khas Lebaran seperti Opor Ayam, Rendang maupun menu-menu hidangan lainnya.

Tentu menyenangkan bisa menikmati hidangan yang enak dan menarik. Tetapi, perlu diingat bahwa makan berlebihan dan kurang bergerak dapat menyebabkan berat badan bertambah dan berisiko terserang penyakit. Bagi yang sudah memiliki penyakit penyerta dapat berpotensi memperparah kondisinya dan mengakibatkan kematian.

Health Claim Senior Manager Sequis, dr Yosef Fransiscus mengatakan bahwa meningkatnya berat badan utamanya disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi

“Saat berlebaran biasanya tidak lepas dari opor ayam, gulai rendang, dan ketupat serta masih banyak lagi. Pun waktu bulan puasa banyak juga yang berbuka dengan menyantap makanan berminyak, banyak mengandung tepung, dan minuman manis,” ungkap dr. Yosef dalam keterangan resmi, Senin (9/5/2022).

Dr. Yosef menambahkan, mengonsumsi kalori lebih tinggi dari yang tubuh butuhkan berpotensi membuat berat badan naik drastis.

“Misalnya saja, tubuh membutuhkan sekitar 2000 kalori, jumlah tersebut bisa sekaligus ada dalam satu porsi hidangan lebaran,” ungkapnya.

Menurut dr. Yosef, saat euforia berlebaran dan liburan telah usai, barulah terasa berat badan naik drastis dan tidak mudah turun dalam waktu cepat. 

Tidak hanya kalori, makanan yang mengandung gula dalam santapan lebaran, seperti kue kering dan minuman manis jika dikonsumsi sering dalam porsi banyak juga menjadi pencetus kenaikan berat badan hingga obesitas terjadi lebih cepat serta mudah terserang penyakit diabetes.

“Selain karena makanan tinggi kalori dan gula, penyebab berat badan naik dengan cepat juga bisa jadi karena kurang tidur dan kurang aktivitas fisik. Saat mudik, seringnya kita kurang beristirahat dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersantai,” jelasnya.

Saat tubuh kurang tidur, hormon insulin, leptin dan ghrelin menjadi tidak seimbang yang dapat memicu nafsu makan lebih tinggi sehingga  durasi dan porsi makan bisa lebih banyak dari biasanya.

Ditambah lagi dengan kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga maka tubuh akan mengalami surplus kalori atau jumlah kalori yang masuk akan lebih banyak daripada yang dibakar.

Kelebihan kalori dalam tubuh jika tidak habis terbakar akan menjadi timbunan lemak dan berat badan akan melonjak naik.

Dr Yosef mengatakan, sesekali tidak mengapa memberikan tubuh makanan enak tapi saat menyantapnya tidak terlalu cepat agar bisa menikmati makanan tersebut dan tubuh tidak tergesa-gesa memproses makanan.

“Sesekali kita boleh makan enak untuk kesenangan dan bersilaturahmi asal porsi tidak berlebihan. Waktu berlebaran atau berlibur, kita tetap perlu mengendalikan diri dalam urusan makanan karena sejatinya tubuh lebih membutuhkan makanan bernutrisi dan cukup istirahat,” sebutnya.

Makan berlebihan dan tergesa-gesa dapat membuat tubuh lebih cepat kenyang dan menyebabkan masalah pencernaan. Saat bersantap bersama keluarga atau kerabat, ambil makanan dalam porsi 20 persen lebih sedikit karena akan ada banyak kue lebaran, jangan memesan makanan dan camilan dalam jumlah banyak agar tidak perlu membawa pulang makanan ke rumah.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved