Stadion JIS

Di Mata Politisi PDIP, Stadion JIS Bukan Mahakarya, Minta Anies Minta Maaf pada Korban Banjir

Politisi PDIP, Gilbert Simanjuntak gigih mencela apa yang dilakukan Anies Baswedan. Baginya, Stadion JIS yang megah bukan mahakarya.

Wartakotalive.com/Junianto Hamonangan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan setelah salat Idul Fitri 1443 Hijriah yang digelar di Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (2/5/2022) pagi, berfoto bersama masyarakat yang mengaguminya sebagai Gubernur DKI tersukses. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta menyindir pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, sebuah mahakarya.

Partai pengkritik pemerintah daerah itu mengibaratkan sesosok pelukis yang tidak pernah memuji karya sendiri, tetapi orang lain yang justru menilainya.

Baca juga: PT KAI Sediakan Tiket Bagi Pemudik yang Belum Berangkat dari Stasiun Gambir dan Senen

“Seorang pelukis tidak pernah menyatakan lukisannya mahakarya, tetapi orang lain yang memujinya dan bukan diri sendiri yang memuji (narsisme),” ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak, Rabu (4/5/2022).

Hal itu dikatakan Gilbert untuk menanggapi pernyataan Anies soal JIS sebagai sebuah mahakarya.

Karena selain sebagai area olahraga, ternyata Stadion JIS juga bisa difungsikan untuk kegiatan lain seperti keagamaan.

Seperti diketahui, di area stadion yang megah dan kebanggaan warga Jakarta itu, digelar salat Idulfitri yang dihadiri puluhan ribu Jemaah.

Kata Gilbert, pernyataan tentang JIS mahakarya adalah hyperbola karena di kota lain dan di luar negeri, infrastruktur seperti itu merupakan sesuatu yang biasa, baik untuk tempat tenis atau sepak bola.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak. (Kompas.com)

“Ini teknologi dan karya yang sudah ada sejak lama di luar negeri, dengan beberapa sentuhan arsitektur Indonesia,” ujarnya, Rabu (4/5/2022).

“Tetapi karena Anies minim prestasi, jadi ini yang dibanggakan,” imbuh anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini.

Gilbert heran, Anies justru tidak membanggakan tugu sepeda atau tugu bambu sebagai hal monumental.

Baca juga: Tempat Wisata Kepulauan Seribu Bangkit setelah Terpuruk Akibat Pandemi Virus Corona

Dia menyebut, JIS sendiri masih banyak yang harus diperbaiki seperti sinyal telepon yang sangat sulit, lift ke atap yang tidak bisa digunakan, serta debu yang sangat tebal menutupi bangku sehingga memerlukan pemeliharaan biaya tinggi.

“Sebaiknya ucapan mahakarya kemarin diikuti juga permintaan maaf kepada para korban banjir, mereka yang tidak memiliki rumah yang layak, korban kebakaran tanpa rumah dan kegagalan memenuhi janji kampanye,” imbuhnya.

“Ucapan mahakarya menunjukkan kesan lebih fokus ke kampanye untuk 2024 daripada kepada warga DKI yang tersisihkan, padahal Anies masih terima gaji. Ini kurang beretika,” sambungnya.

Menurut dia, sikap Anies juga kurang beretika karena tidak menyebut sumbangsih pemerintah pusat terhadap pembangunan JIS hampir Rp 5 triliun tersebut.

Baca juga: Ani Kecewa Menunggu Satu Jam untuk Bisa Keliling Jakarta dengan Bus Wisata Transjakarta

Gilbert berujar, pembangunan JIS nyaris mangkrak akibat pagebluk Covid-19, dan kembali berlanjut setelah adanya pinjaman dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari Kementerian Keuangan.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved