Berita Nasional

Tepat Hari Ini, 5 Tahun Lalu, Matanya Disiram Air Keras, Novel Baswedan: Kezaliman Tak Akan Menang

Novel sendiri sempat meyakini, munculnya dua sosok polisi yang mengaku menyiram dirinya hanya bentuk akal-akalan atau drama semata.

Editor: Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (19/6/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Novel Baswedan mengenang detik-detik ketika dirinya disiram air keras oleh orang tak dikenal.

Tak terasa peristiwa tersebut sudah lima tahun berlalu.

Namun, kejadian itu begitu membekas dan tak bisa Novel Baswedan lupakan selamanya.

Begitu juga akan selalu terngiang dalam ingatan publik.

Baca juga: Aktor Intelektual Kasus Penyiraman Air Keras Tak Terungkap, Novel Baswedan Nilai Polisi Enggan

Seperti diketahui, penanganan kasus penyiraman air keras tersebut sempat terkatung-katung lebih dari setahun.

Polisi terus didesak untuk mengungkap kasus itu lantaran proses penyelidikan dianggap terlalu lama.

Bahkan, lantaran kasus ini disorot luas, Presiden Jokowi sampai memerintahkan Kapolri saat itu, Tito Karnavian, untuk segera mengungkap siapa pelaku penyiram air keras itu.

Namun, Tito menyebut, saat itu pihaknya mengalami kendala di lapangan.

Hingga akhirnya, muncul dua sosok oknum polisi yang disebut sebagai pelaku penyiraman air keras.

Baca juga: Jaksa Agung Sebut JPU Kasus Penyiraman Air Keras Terhadap Novel Baswedan Meninggal Karena Covid-19

Selain mengenang peristiwa itu, Novel juga menganggap bahwa penanganan kasusnya tidak sungguh-sungguh.

Meski demikian, dia meyakini, sebuah kejahatan atau kezaliman tidak pernah akan menang.

"Hari ini 11 April 2022, tepat 5 tahun lalu saya diserang dengan air keras. Banyak drama, sandiwara, kebohongan dan kemunafikan. Keadaan yang nyaman bagi penjahat/koruptor berlindung. Perlawanan terberat adalah perjuangan melawan lupa," tulis Novel Baswedan di Twitter pada Senin (11/4/2022)

"Bila kita yakin bahwa kedzoliman/kejahatan akan menang, sesungguhnya kita telah berburuksangka kepada Allah," imbuhnya.

Novel sendiri sempat meyakini, munculnya dua sosok polisi yang mengaku menyiram dirinya hanya bentuk akal-akalan atau drama semata.

Bahkan, permintaannya kepada polisi untuk mencari aktor intelektual peristiwa itu, hingga kini masih tak jelas juntrungannya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved