Tawuran

Tak Disangka Diaz Bertugas Bangunkan Warga Sahur, Tewas Akibat Tawuran Kota Bambu Utara

Nasib Muhammad Diaz sangat menyedihkan menjadi korban tawuran disaat sedang bertugas membangunkan sahur.

Wartakotalive/Miftahul Munir
Irsyad Muchtar tetangga Diaz, korban tawuran menceritakan kronologinya tawuran di Jati Pulo 

Korban Tawuran di Palmerah Dikenal Warga Mudah Bergaul, Punya Banyak Teman di Kota Bambu Utara

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Muhammad Diaz (20) korban tawuran yang tewas di Jalan Sanip, Kelurahan Jati Pulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat dikenal oleh warga sekitar anak yang baik.

Bahkan Diaz mudah bergaul dengan siapa saja, sehingga ia bisa memiliki banyak teman termasuk di wilayah Kota Bambu Utara (KBU), Palmerah, Jakart Barat.

Pria 20 tahun itu tinggal di Kota Bambu Selatan (KBS) dan selalu bermain dengan teman sebayanya di KBU.

Dari keterangan warga sekitar, remaja di rumah Diaz tidak ada yang membangunkan sahur keliling.

Oleh karenanya Diaz ikut bergabung membangunkan sahur keliling dengan remaja di KBU.

Warga sekitar, Irsyad Muchtar menjelaskan, remaja di rumahnya selalu menjadi korban pembunuhan saat tawuran berlangsung antara Kota Bambu Utara dengan Jati Pulo.

Baca juga: Tawuran Remaja di Kota Bambu Utara dan Jatipulo Sudah Jadi Kebiasaan Turun Temurun

Seperti yang dialami Diaz, saat peristiwa tawuran dikira sebagai warga KBU oleh kelompok Jati Pulo.

Akhirnya korban tewas di lokasi tawuran Jalan Sanip, Jati Pulo, Palmerah usai menerima luka sabetan senjata tajam di bagian dada sebelah kirinya.

"Jadi anak di KBU dan KBS ini teman satu sekolah, pas lagi main, ada tawuran, sudah banyak di sini korban tawuran, yang musuhan KBU sama Jati Pulo," katanya.

Dendam kesumat antara Jati Pulo dan KBU ini ternyata sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam.

Tepatnya sekira tahun 1980an kedua wilayah itu sudah saling serang dan hingga detik ini tidak ada yang mengetahui penyebab tawuran.

Tawuran antar kelompok remaja di Kota Bambu bakal berlanjut. Ini ditandai dengan ancaman berupa tulisan 'Darah Dibayar Darah' yang ada di depan rumah duka Muhammad Diaz di Jalan Brigjen Katamso RT06/03, Kelurahan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (9/4/2022).
Tawuran antar kelompok remaja di Kota Bambu bakal berlanjut. Ini ditandai dengan ancaman berupa tulisan 'Darah Dibayar Darah' yang ada di depan rumah duka Muhammad Diaz di Jalan Brigjen Katamso RT06/03, Kelurahan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (9/4/2022). (warta kota/miftahulmunir)

Meski sudah berlangsung lama, tak ada yang bisa mendamaikan kedua kelompok tersebut.

Akhirnya para pelaku tawuran di era Presiden Suharto itu saat ini sudah memiliki anak yang tumbuh remaja dan dewasa.

Tahta tawuran itu diturunkan ke anak-anaknya entah bagaiamana hal itu bisa terjadi di sana.

Lebih parahnya lagi, para orang tua sampai turun gunung membantu anaknya untuk perang.

"Sampai ada orang tua yang membela anaknya padahal itu anaknya ikut tawuran juga," jelasnya.

"Jadi untuk antisipasi agar tidak terulang lagi, saya pernah usulkan anak-anak remaja ini dikumpulkan kita buat suatu kegiatan, misalnya beri pelatihan bisnis terus kasih modal untuk bisnis, disitu mereka akan sibuk kembangkan usahanya," sambung Irsyad.

Baca juga: Muhammad Diaz Tewas Disabet Celurit saat Sahur, di Gang Rumah Ada Tulisan Darah Dibayar Darah

Sebelumnya, seorang pemuda bernama Muhammad Diaz Bin Sofyan (20) tewas dalam insiden tawuran di Jalan Sanip, Kelurahan Jati Pulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat pada Sabtu (9/4/2022) dini hari.

Remaja kelahiran tahun 2002 itu meregang nyawa di lokasi tawuran setelah mendapat luka sabetan senjata tajam di dada sebelah kiri.

Selain Diaz, ada dua rekannya yang ikut terluka akibat sabetan celurit dibagian punggung belakang.

Peristiwa tawuran hingga memakan korban jiwa itu berawal ketika korban bersama belasan temannya warga Kota Bambu Utara, Palmerah membangunkan sahur keliling.

Julmi (37) tetangga korban menceritakan, satu jam sebelum korban meninggal, ia sudah meminta kepada Diaz agar segera pulang.

Kebetulan Diaz adalah warga Kota Bambu Selatan dan ikut membangunkan sahur bersama pemuda di Kota Bambu Utara.

"Sebelumnya mereka kumpul buat persiapan bangunin sahur, nah saya yang patroli sama warga sini dan warga Kota Bambu Utara bubarin, tapi dia enggak pulang," katanya. (m26)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved