Kerap Ungkap Kasus Kejahatan yang Viral di Medsos, Berikut Ini Sosok Iptu I Gede Bagus Ariska Sudana
Kanit Jatanras Polres Metro Bekasi, Iptu I Gede Bagus Ariska Sudana mengakui, sejak kecil ia memang bercita-cita menjadi seorang anggota polisi.
WARTAKOTALIVE.COM - Kanit Jatanras Polres Metro Bekasi, Iptu I Gede Bagus Ariska Sudana mengakui, sejak kecil ia memang bercita-cita menjadi seorang anggota polisi.
Alhasil, perwira polisi kelahiran 3 November 1993 di Ermera Timor Timur ini membulatkan tekad jadi anggota Polri, sejak tamat SMA 4 Kota Kediri.
Tak salah memilih cita-cita, kerja keras yang selama ini dilakukan pria kelahiran 3 November 1993 di Ermera (Timor Timur) tersebut, membuat semua pelaku kejahatan pun ketar-ketir.
Prestasinya dalam mengungkap kasus-kasus besar, bahkan yang menyedot perhatian publik.
Maka, kerja kerasnya selama ini membuatnya kini menjabat sebagai Kanit Jatanras Satreskrim Polres Metro Bekasi.
"Jadi polisi memang cita-cita dari kecil. Menjadi seorang Reserse merupakan panggilan untuk melayani masyarakat"
"Meski tampak tidak berseragam dinas," tutur seorang suami dari Yesi Pitriani tersebut, pada Kamis (7/4/2022).
Sebelum menjabat sebagai Kanit Jatanras Satreskrim Polres Metro Bekasi, ia mengaku pernah menjabat sebagai Kanit Tipiter dan Tipikor di Kota Baru, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Perwira penyuka pecel dan diving init mengaku tidak sungkan menjalankan tugas yang diberikan dari pimpinannya.
"Saya pernah tugas di Kalsel, setelah itu masuk PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) kemudian dipromosi ke Polda Metro Jaya," beber ayah dua anak itu.
Pria berpangkat Inspektur satu (Iptu) ini, merupakan jebolan dari Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang 2015 lalu.
Membahas pendidikan yang dijalaninya, ia bersekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ngadiluwih 1 dan tamat pada tahun 2005.
Kemudian ia bersekolah di SMPN Ngadiluwih 1 dan tamat pada tahun 2008 dengan nilai terbaik.
Kegigihannya dalam menuntut ilmu ini lah yang menghantarkannya menjadi seorang anggota Polri.
Meski dikenal gahar dan mahir dalam mengungkap kasus kejahatan yang berbau darah, I Gede Bagus Ariska akui tidak bisa bekerja seorang diri.