Kriminalitas
Ini Film yang Menginspirasi Staf HRD Merampok Bank BJB Fatmawati saat Terlilit Utang Rp1,5 M
Pelaku yang melakukan percobaan perampokan tersebut ternyata merupakan seorang pegawai di bank swasta.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, KEBAYORAN BARU - Staf HRD di salah satu bank swasta berinisial BS (43) yang melakukan percobaan perampokan di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank BJB di Jalan RS Fatmawati Raya, Cilandak, Jakarta Selatan ternyata terinspirasi dari film Money Heist.
Hal itu disampaikan oleh Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, saat dikonfirmasi pada Kamis (7/4/2022).
Sebelumnya, pelaku mengaku melakukan aksi perampokan lantaran terinspirasi dari film yang pernah ditontonnya.
"Dia menyampaikan ke kami, dia terinspirasi dari film MH, yang film di TV berbayar, depannya N kan. Ada film perampokan yang judulnya ada money money-nya itu," ujar Budhi.
Baca juga: Staf HRD Bank Swasta yang Nekat Rampok Bank BJB Fatmawati Terlilit Utang Rp1,5 Miliar
Atas hal tersebut, kata dia, pelaku nekat merampok Bank BJB pada Selasa (5/4/2022) siang.
Ia ingin meniru film tersebut yang mana dalam aksi perampokannya membawa berbagai perlengkapan.
Seperti granat asap, memakai topeng, dan sejenisnya.
Namun, BS justru tak menggunakan topeng saat beraksi di Bank BJB.
Adapun perlengkapan yang dibawanya antara lain berupa airsoft gun, pisau lipat, petasan asap, tali tis, hingga alat kejut.
Budhi mengatakan, pelaku memiliki airsoft gun yang dibeli dari rekannya pada 2010 lalu.
"Pelaku belinya sama teman pada tahun 2010. Jadi memang sudah ada cukup lama, kemudian alat-alat yang lain sudah dipersiapkan sejak lama," ujar Budhi.
Baca juga: Terus Dikejar Penagih Utang, Staf HRD Bank Swasta Nekat Rampok Bank BJB Fatmawati
Pelaku menggunakan airsoft gun ketika berusaha merampok bank itu.
Pelaku bahkan sempat melepaskan tembakan ke arah petugas sekuriti yang sedang bertugas.
"Saksi F selaku sekuriti yang bertugas kena peluru airsoftgun di pipinya. Pada saat itu diperintahkan untuk tiarap oleh pelaku," kata Budhi.
"Langsung pada saat itu saksi F tidak mau, dan kemudian langsung ditembak oleh pelaku. Saat itu diketahui senjata merupakan airsoftgun, bukan senjata api, tapi air softgun," sambungnya.
Baca juga: Jalan Desa Karangharja Bekasi Tak Diperbaiki, Ternyata Plt Kades Tilep Dana Desa hingga Rp348 juta
Budhi mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak mencontoh perbuatan film seperti yang dilakukan pelaku BS.
"Kami mengingatkan pada masyarakat, untuk tidak mencontoh perbuatan-perbuatan di film dan sebagainya. Ini kehidupan nyata, yang memang harus kita hadapi secara real (nyata) juga," kata dia.
BS (43), staf human resources development (HRD) di sebuah bank swasta nekat merampok Bank BJB di Jalan RS Fatmawati Raya, Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa (5/4/2022) siang.
Pelaku melakukan aksinya itu karena mengaku terlilit utang.
Terbaru terungkap pelaku memiliki utang sebesar Rp1,5 miliar.
Hal itu dikatakan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit pada Rabu (6/4/2022).
"Tersangka hutangnya Rp1,5 miliar. Hutang pokoknya Rp1 miliar, bunganya Rp500 juta," kata dia, saat dikonfirmasi.
Ridwan menuturkan, pelaku bukan meminjam uang ke rentenir, melainkan dari orang yang pernah dikenalnya inisial D.
"Dia pinjamnya itu tiga bulan ke belakang. Harus dikembalikan dalam waktu tiga bulan," ujarnya.
Dari pengakuan pelaku, tuturnya, tujuan BS meminjam uang ke D adalah untuk bisnisnya.
Kendati demikian, Ridwan mengatakan pihaknya saat ini masih mendalami hal tersebut.
"Untuk bisnis. Tapi masih kita dalami juga," ungkap Ridwan.
BS (43), staf human resources development (HRD) di sebuah bank swasta yang melakukan percobaan perampokan di Bank BJB Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, mengaku kepada polisi bahwa dirinya tengah terlilit utang.
Baca juga: Jabat Manajer Binomo Indonesia, Brian Digaji Rp64 Juta Perbulan
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto pada Rabu (6/4/2022) mengatakan, BS terus dikejar penagih utang.
Pasalnya, pelaku harus membayarkan utangnya tersebut sebelum jatuh tempo pada lusa Jumat (8/4/2022) mendatang.
"Motifnya karena ekonomi. Pelaku terlilit utang di mana di hari Jumat 8 April itu sudah jatuh tempo hutangnya," kata Budhi, saat ungkap kasus di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Rabu (6/4/2022).
"Dan yang bersangkutan harus membayar hutangnya dan terus dikejar oleh yang meminjamkan hutangnya, sehingga dia timbul pikiran nekat untuk melakukan kejahatan," sambungnya.
Budhi menuturkan pelaku melakukan pemetaan lokasi perampokan sebelum melakukan aksinya pada pagi hari.
Diketahui, aksi percobaan perampokan terjadi pada Selasa (5/4/2022) sekitar pukul 14.30 WIB.
"Di mana di daerah tersebut (sekitar Bank BJB) memang ada beberapa bank selain bank pembangunan daerah ini. Ada beberapa bank lain," ujar dia.
Pada akhirnya, pelaku memilih Bank BJB sebagai lokasi perampokan karena melihat bank itu sepi.
"Sehingga bisa tersangka ini menganggap leluasa untuk melakukan aksinya," kata Budhi.
Pada saat melakukan perampokan, tersangka beraksi seorang diri dengan peralatan yang dibawanya.
Adapun peralatan itu antara lain berupa airsoft gun, pisau lipat, petasan asap, tali tis, hingga alat kejut.
"Memang tersangka sudah mempersiapkan diri mana kala nanti terjadi sesuatu. Ini sudah kita coba tanyakan tali tis ini disiapkan untuk apa? untuk mengikat sandra," ujar Budhi.
"Kemudian ada semacam bom asap atau petasan asap dan alat itu untuk apa? untuk melarikan diri. Jadi nanti kalau terjepit, dia akan menggunakan itu," lanjutnya.
Polres Metro Jakarta Selatan mengungkap kasus percobaan perampokan yang terjadi di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank BJB di Jalan RS Fatmawati Raya, Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa (5/4/2022) pukul 14.30 WIB.
Pelaku yang melakukan percobaan perampokan tersebut ternyata merupakan seorang pegawai di bank swasta. Adapun pelaku berinisial BS (43).
Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto pada Rabu (6/4/2022).
"Jadi yang bersangkutan sebenarnya dari latar belakangnya, yang bersangkutan adalah pegawai di salah satu bank swasta," ujar Budhi.
Ia mengatakan, pelaku memegang posisi sebagai staf human resources development (HRD) di sebuah bank swasta.
"Posisi nya cukup bagus sebenarnya, staf HRD," kata Mantan Kapolres Metro Jakarta Utara itu.
"Dan kalau dilihat dari penghasilan atau gajinya itu sudah cukup besar, kalau nggak salah Rp60 juta per bulan," lanjutnya.
Budhi menjelaskan, kronologi percobaan perampokan berawal saat tersangka memasuki Bank BJB, lalu menodongkan senjata yang menyerupai senjata api kepada staf maupun karyawan yang ada di bank itu.
Ia melakukan hal tersebut untuk mengancam orang-orang yang ada di dalam bank untuk tiarap sekaligus menuruti keinginan tersangka.
Namun, salah seorang petugas sekuriti berinisial F tidak mau tiarap sehingga tersangka marah dan menembakan senjata yang dibawanya.
Tenyata senjata itu bukanlah senjata api, melainkan airsoft gun.
"Sehingga timbul keberanian satpam atas nama F untuk melawan terhadap tersangka dan saat itu juga terjadi pertikaian dan sebagian karyawan keluar dan teriak meminta tolong dan pada saat itu juga ada patroli di sekitar," ujar Budhi.
"Karena melihat orang berhamburan dan ada permintaan tolong, kemudian secara reflek anggota turun dari mobil patroli dan di situ bersama saksi F melakukan penangkapan terhadap tersangka yang saat itu bergumulan dengan saksi F," lanjutnya.
Dari peristiwa itu, polisi melakukan penangkapan dan penggeledahan, kemudian mengamankan barang bukti berupa airsoft gun, pisau lipat, petasan asap, tali tis, dan alat kejut.
"Semua itu dibawa oleh pelaku di dalam tas yang dibawa oleh yang bersangkutan," ujar Budhi.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat pasal berlapis yakni Pasal 365 Juncto Pasal 53 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 tentang Senjata.
"Karena ada padanya juga terdapat senjata tajam yang dipersiapkan untuk mana kala kondisi-kondisi darurat. Pelaku diancam hukuman 10 tahun penjara," ujar Budhi. (M31)
