Ramadan

Ibu yang Sedang Menyusui Bisa Puasa di Bulan Ramadan, Asal Perhatikan Enam Hal Berikut ini

Bagi ibu-ibu yang sedang menyusui tapi ingin turut menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan ini, tak perlu resah.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Valentino Verry
gachd.org
Ilustrasi - Ibu yang sedang menyusui bisa pula berpuasa di bulan Ramadan, asal memperhatikan beberapa hal agar ASI nya tetap lancar. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ramadan telah tiba, saatnya umat muslim menjalankan ibadah puasa. Ketika berpuasa, tubuh lebih banyak kehilangan cairan karena perubahan pola makan dan tidur.

Lalu bagaimana dengan ibu menyusui? Apakah aman berpuasa sambil menyusui? Apa saja hal yang harus diperhatikan oleh ibu menyusui yang ingin berpuasa?

Baca juga: UCAPAN Salam Ramadan dari Berbagai Bahasa Asing, dari Arab hingga Inggris dan Thailand

Selain masalah keamanan, ibu menyusui mungkin juga penasaran dengan dampak puasa terhadap produksi ASI, serta kesehatan ibu dan si kecil.

Dokter Umum Konselor Laktasi RS Pondok Indah, Pondok Indah Jakarta, dr. Nabila Rahmania, IBCLC mengatakan, persiapan setiap ibu menyusui untuk berpuasa tentu berbeda, tergantung usia bayi dan beragam kondisi lainnya.

Misalnya, ibu yang menyusui bayi kembar dan ibu yang sedang menyusui secara eksklusif akan memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih besar, dibandingkan ibu yang menyusui si kecil yang sudah dalam masa MPASI.

“Karenanya, sebelum memutuskan untuk berpuasa, sebaiknya ibu menyusui berkonsultasi dengan konselor laktasi atau dokter spesialis anak terlebih dahulu,” ujar dr Nabila dalam keterangan resmi, Sabtu (2/4/2022).

Baca juga: Jadwal Imsakiyah 1 Ramadan 1443 H untuk Wilayah Depok dan Bogor Berikut Doa Niat Puasa Ramadan

Menurut penelitian Khodel et.al, lanjut dr. Nabila Rahmania, bahwa berpuasa sebenarnya tidak menghambat pertumbuhan pada bayi ASI eksklusif.

Namun, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yang ingin berpuasa:

Minum yang cukup

Pastikan ibu memenuhi kebutuhan cairan dengan minum air yang cukup sekurangnya dua liter. Penuhilah kebutuhan cairan harian dengan minum sedikit tapi sering antara buka puasa dan sahur.

Baca juga: Rusia Fokus Hancurkan Rudal Starstreak Inggris saat Mulai Masuk ke Ukraina 

“Hindari minum terlalu banyak dalam sekaligus sebelum puasa dimulai. Hal ini justru akan membuat ibu sering buang air kecil dan menjadi haus lebih cepat,” ungkap dr. Nabila Rahmania.

Pilih makanan bergizi saat sahur

Saat sahur, pilihlah makanan dengan gizi seimbang yang mencakupi protein dan karbohidrat kompleks agar ibu menyusui mendapat energi cukup untuk menjalankan puasa selama seharian penuh.

Segera berbuka

Saat waktu berbuka tiba, ibu sebaiknya lekas membatalkan puasa dengan mengonsumsi makanan alami berenergi tinggi untuk memulihkan energi dengan cepat, misalnya dengan mengonsumsi kurma. Ibu juga dapat membuat smoothies kurma dengan susu sebagai variasi.

Baca juga: Ramadan 2022, Pemkot Tangsel Izinkan Restoran Beroperasi Siang Hari dan Larang SOTR

Hands-on breastfeeding

Let down reflex (LDR) dapat melambat saat berpuasa. LDR merupakan refleks yang terjadi ketika saraf di payudara ibu terangsang karena isapan bayi dan sinyal pelepasan oksitosin hormon yang mendorong otot-otot kecil di sekitar sel-sel yang memproduksi ASI untuk berkontraksi, mengalirkan ASI ke dalam saluran ASI.

Untuk mengatasi LDR yang melambat saat berpuasa, Ibu dapat menanganinya dengan menyusui sambil memijat halus dari pangkal payudara ke ujung untuk membantu aliran ASI lebih deras, sehingga anak dapat puas lebih cepat.

Menjaga produksi ASI

Saat ibu memompa ASI, beberapa ibu kerap mendapatkan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya. Meskipun demikian, ibu harus tetap tenang. Ingat prinsip supply and demand. Semakin sering payudara dikosongkan, produksi juga akan meningkat.

“Pastikan anak menyusui on demand secara optimal dengan memperhatikan posisi dan perlekatan,” ujar dr. Nabila Rahmania.

Semua butuh waktu

Biasanya membutuhkan beberapa hari atau minggu untuk tubuh ibu dan anak menyesuaikan terhadap rutinitas puasa di bulan Ramadan. Keadaan seperti ini janganlah membuat ibu panik. Sebaiknya ibu tetap berpikir positif. “Jadi, tetap positive thinking ya,” ungkap dr. Nabila Rahmania.

Menurut dr. Nabila Rahmania, kapanpun saat berpuasa, apabila ibu merasa terlalu lemas, jangan ragu untuk membatalkan puasa.

“Penting bagi ibu untuk mempertimbangkan baik-baik kondisi ibu serta kondisi si kecil sebelum memutuskan untuk melanjutkan puasa. Jangan lupa juga untuk menyempatkan istirahat yang cukup agar stamina tetap terjaga,” pungkasnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved