Virus Corona
Soal Mudik Lebaran Tahun Ini, Epidemiolog Sarankan Tak Perlu Dilarang tapi Jangan Dianjurkan
Mitigasi menjadi penting karena adanya potensi ledakan, dan perlu akselerasi vaksin dosis primer dan booster.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyarankan pemerintah melakukan upaya mitigasi, sebagai bentuk pencegahan terhadap potensi lonjakan kasus pasca-Ramadan atau setelah Lebaran.
Adanya sub varian Omicron BA.2 tidak bisa dianggap remeh. Sebab, tetap ada potensi penularan walau modal imunitas dari masyarakat semakin meningkat.
Mitigasi menjadi penting karena adanya potensi ledakan, dan perlu akselerasi vaksin dosis primer dan booster.
Baca juga: Kasus Naik ke Penyidikan, Polisi Masih Buru Saifuddin Ibrahim
"Kalau bisa sebelum Lebaran selalu saya sampaikan, booster telah disuntikkan pada 25 persen dari total populasi."
"Dan setidaknya pada kelompok berisiko 50 persen. Itu sudah jadi modal besar," ujarnya kepada Tribunnews, Rabu (23/3/2022).
Menurutnya, pelonggaran aturan tidak masalah, tapi jangan sampai meniadakan pembatasan.
Baca juga: Bulan Ini Kemendagri Rampungkan PP Kewenangan Khusus Otorita IKN
Misalnya, meniadakan kewajiban masker, syarat vaksinasi Covid-19, scanning gejala, termasuk kualitas sirkulasi udara dalam ruangan.
Selain itu, penting memastikan masyarakat taat protokol kesehatan.
Dicky menambahkan, saat Ramadan atau mudik, dipastikan masyarakat sudah divaksin, setidaknya dua dosis.
Baca juga: Saleh Partaonan Daulay Keluhkan Kursi Baru, Sekjen DPR: Permintaan Pimpinan Komisi IX
"Selain itu di masjid syarat sudah vaksinasi Covid-19 itu penting."
"Sirkulasi di tempat ibadah juga harus diperbaiki, dan perlu mendapat bantuan dari pemerintah."
"Kalau tidak ada kipas angin, dibantu, atau jendela ventilasi ditambah," sarannya.
Baca juga: Tanggapi Isu Reshuffle Kabinet, Mardani Ali Sera: Ganti Pelatih, Bukan Pemain
Dicky pun menyarankan orang yang beribadah langsung di rumah ibadah, dipastikan bukan masuk kelompok berisiko tinggi.
Walau sudah divaksin penuh, jika berisiko tinggi seperti lansia atau memiliki komorbid, tidak disarankan. Setiap masjid juga perlu ada Satgas Covid-19.
Sedangkan pada aspek mudik, Dicky menyebut tidak perlu dilarang, tapi jangan dianjurkan. Pemerintah perlu memperkuat kriteria orang-orang yang akan mudik.
"Karena syarat vaksinasi menjadi penting, tidak bergejala, dan juga tidak dalam kasus kontak penting. Ini mengurangi, sekali lagi risiko paparan atau terpapar," paparnya. (Aisyah Nursyamsi)