Kuliner
Rujak Medan Muara Karang, Andalkan Sambal Racikan Khusus hingga Viral di Media Sosial
Rujak Medan Muara Karang itu merupakan usaha keluarga pasangan suami istri Yusuf dan Fatimah, bersama dengan anak kelimanya, Tiko.
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Feryanto Hadi
Selama 18 tahun, orangtuanya menyambung hidup di Jakarta dengan membuka lapaknya di trotoar Jalan Muara Karang Raya tepatnya di depan Kopi Kenangan.
"Dari awal jualan di sini terus, dari pohon ke pohon, di bawah pohon," kata Tiko.
Setiap harinya, Tiko uang berjualan mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB itu mampu menjual sebanyak 150 porsi Rujak Medan Muara Karang kepada para pembeli.
"Buka setiap hari, tutup kalo pulang kampung aja, dari jam 9 pagi sampe jam 5 sore. Kalo pulang kampung ya libur,," ungkap Tiko.
Namun demikian, belakangan Rujak Medan Muara Karang mampu mendapatkan omset yang lebih banyak dibandingkan sebelumnya ketika sudah viral di media sosial.
Baca juga: Menteri Sandiaga Dorong Kreatifitas Pelaku Kuliner Kota Jambi Guna Tingkatkan Ekonomi
"Omzet nggak nentu sih, tapi ya kira-kira Rp 6 juta sampai Rp 7 juta," ungkap Tiko.
Seorang pembeli, Gunawan (28) mengatakan Rujak Medan Muara Karang yang dibeli sangat menggugah selera dengan sambal khasnya itu.
Ia hanya menyoroti kurang pedasnya sambal dari Rujak Medan Muara Karang. Pasalnya Gunawan merupakan penikmat makanan pedas.
"Enak sih, sambelnya beda daripada rujak-rujak lainnya. Soalnya ternyata dia pake pisang batu," kata Gunawan. (jhs)