Pandemi Virus Corona
Tiga Anak di Karawang Ditinggal Meninggal Ayahnya karena Covid-19, Begini Kehidupan Mereka Sekarang
Raut kesedihan masih nampak terlihat di wajah Mutia Pebriyani, bocah berusia 7 tahun itu.
Penulis: Muhammad Azzam |
Selain itu juga, dia membuat camilan risol maupun kroket yang dibantu penjualannya di pabrik oleh temannya.
"Jadi ya apa saja saya kerjakan, dari jahit alhamdulillah dapat tiap minggu Rp 150 ribu. Dari jualan risol juga lumayan buat sehari-hari, makan dan uang jajan anak-anak," ungkapnya.
Ella menambahkan, selain menjahit dan menjual risol. Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Karawang melalui program Karawang Cerdas (Kacer) sebesar Rp 1 juta per tahun untuk kedua anaknya yang masih sekolah sangat membantu.
Ditambah, teman almarhum suaminya di komunitas mobil Timor memberikan bantuan uang sebesar Rp 200 ribu tiap bulan untuk anaknya yang SD.
Meski demikian, dia tak berharap banyak dari uluran tangan, baik itu dari pemerintah maupun tetangga dan keluarganya.
Bagi dirinya fokus utama terus berusaha melakukan kegiatan yang menghasilkan uang dengan cara halal untuk anak-anaknya.
"Enggak terlalu berharap, tapi jika ada yang kasih ya diterima, cuman enggak mau bergantung, selagi saya bisa saya usaha sendiri," ucap Ella.
Beasiswa Karawang Cerdas (Kacer)
Sementara itu, Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana mengatakan, pihaknya telah menyiapkan program beasiswa Karawang Cerdas (Kacer) untuk anak yang ditinggal orangtuanya meninggal karena Covid-19.
"Kami berikan beasiswa sebesar Rp 1 juta per tahun selama maksimal usia 17 tahun," kata Cellica beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Asep Junaedi menambahkan, bantuan bagi siswa yang orangtua Covid-19 itu, melalui program Karawang Cerdas
"Ada bantuan melalui Karawang Cerdas, tapi lengkapnya bisa ditanya ke Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) yang kewenangannya di sana," kata Asep.
Selain itu, dia juga meminta agar pihak sekolah maupun komite sekolah lebih memperhatikan siswa-siswa yang orangtuanya meninggal karena Covid-19.
Sebab, walaupun SPP gratis akan tetapi ditakutkan ada kebutuhan lain dari siswa yang orangtuanya meninggal Covid-19.
"Tentu sudah saya intruksikan dan sampaikan ke sekolah dan komite sekolah agar memperhatikan siswa siswi yang orangtuanya meninggal karena Covid-19," ujarnya.