Berita Nasional
Ibas Dicerca usai Salurkan Minyak Goreng Murah, Demokrat Heran, Singgung Ketidakbecusan Pemerintah
Marwan meminta, jangan karena secara politik berseberangan dengan Demokrat, lalu hal-hal baik pun dihujat.
Justru, kata Yan Harahap, Ibas melihat permasalahan yang ada di lapangan, yakni soal sulitnya rakyat mendapatkan minyak goreng lantaran pemerintah tak juga menyediakan solusi atas permasalahan yang terjadi..
Maka dari itu, Ibas berusaha membantu warga dengan menyalurkan minyak goreng
"Aneh. Ada “wakil rakyat” yang sedang reses, membantu rakyat yang diwakilinya (konstituennya) karena sedang kesulitan mendapatkan minyak goreng akibat tata kelola yang amburadul oleh Pemerintah, kok malah terlihat tidak senang?" kata Yan Harahap di Jakarta, Minggu (13/3/2022).
Yan juga menanggapi soal adanya tudingan penimbunan minyak goreng yang dilakukan Ibas.
Ia menilai, tudingan itu tak masuk akal dan hanya kerjaan lawan politik yang niatnya untuk menjatuhkan.
"Beliau (Ibas) kan anggota DPR RI Komisi VI yang bermitra dengan BUMN, tentu beliau dan timnya bekerja keras untuk mendapatkan dan membeli minyak goreng demi membantu kesulitan rakyat."
"Bisa saja beliau beli dengan hatga mahal dan menjualnya sesuai HET. Nah harga sisanya kan beliau subsidi. Kan rakyat benar-benar terbantu. Karena Ibas itu selalu berpikir harapan rakyat adalah perjuangan Demokrat, maka disaat rakyat berharap mendapatkan minyak goreng dengan harga wajar, Ibas memperjuangkannya dengan segala daya upaya," jelasnya
Seperti diketahui, pada Selasa, 8 Maret lalu, Ketua FPD yang juga Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas melakukan operasi pasar murah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Dalam operasi pasar murah tersebut, Ibas menyalurkan 16.000 liter atau 16 ton minyak goreng murah kepada warga.
Dikatakan Ibas, kegiatan ini dilakukan karena saat reses ia mendengar keluhan masyarakat di kawasan terkait harga minyak goreng.
Baca juga: Tiap Generasi Punya Cara Membeli Minyak Goreng, Kemasan Juga Berubah, Anda yang Mana?
‘’Kita serap aspirasi masyarakat tidak hanya dari pemberitaan, tapi kita melihat langsung di lapangan bahwa benar mereka merasa kesulitan dan mengeluhkan mahalnya harga kebutuhan pokok," jelasnya.
Di Kabupaten Ngawi, Ibas juga bertanya kepada kepala pasar dan para pembeli terkait harga eceran tertinggi minyak goreng sebesar Rp 14.000 hingga Rp 17.000.
Namun, kata Ibas, realitanya justru masyarakat masih harus membeli minyak goreng dengan harga yang lebih dari itu.
‘’Harga minyak goreng belakangan ini memang berubah-ubah dan terjadi kelangkaan,’’ ujarnya saat itu.