Pandemi Virus Corona

Pandemi Virus Corona Membuat Diah Kehilangan Pendapatan dari Menjual Air Tebu

Pandemi virus corona memukul hampir semua sektor, mulai dari pengusaha besar hingga kecil. Seperti yang dialami Diah, pedagang air tebu yang turun.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry
warta kota/miftahulmunir
Diah (45) sudah 20 tahun berjualan air tebu di pinggir jalan kawasan Mangga Besar, Kelurahan Tangki, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. Sejak pandemi virus corona omsetnya turun drastis. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Diah (45) sudah 20 tahun berjualan air tebu di pinggir jalan kawasan Mangga Besar, Kelurahan Tangki, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat.

Tebu yang dijualnya ini berasal dari Jawa Timur dan memiliki rasa berbeda dari tebu di pulau Jawa lainnya.

Menurut Diah, air tebu dari Jawa Timur rasanya sangat enak dan manis, sehingga tidak perlu lagi ditambah gula.

Baca juga: Hari Perempuan Internasional, Ibu Iriana Widodo Masuk Indonesia Inspiring Women Awards 2022  

Selama berjualan air tebu, ia bisa meraup keuntungan sehari Rp 200.000 sampai Rp 300.000.

Namun, sejak pandemi Covid-19, pendapatan menjual tebu menurun drastis karena pembelinya semakin sepi.

"Kalau sehari saya bisa jual 10 meter sebelum pandemi, dua meternya bisa jadi satu gelas, kalau ditambah es batu bisa jadi satu teko," katanya.

Jika tidak ditambah es, rasa tebunya terlalu manis dilidah, sehingga harus dicampur es supaya rasa manisnya berkurang.

Satu gelasnya, ia menjual dengan harga Rp 5.000 dan bisa diplastik atau minum ditempat.

Namun, wanita bersuami itu harus bersabar menunggu pembeli di massa pandemi Covid-19 ini.

Baca juga: Kemendikbudristek Bersikap Luwes, Orang Tua Boleh Larang Anaknya Ikut PTM

"Sebelum pandemi banyak yang beli, tapi sekarang buat dapat untung Rp 100.000 saja susah," jelasnya.

Wanita asal Tegal ini berjualan di kawasan Mangga Besar dari pagi sampai sore hari.

Habis tidak habis ia harus tutup, karena di sana kalau sore hari lapaknya dipakai pedagang makanan.

"Biasanya pukul 16.00 WIB sih sudah habis, saya gilingnya pakai mesin," terangnya.

Diah belum pernah mengganti mesin penggiling tebu dari awal jualan sampai sekarang.

Baca juga: Kondisi Kasus Covid-19 Mulai Menurun, Seluruh SD dan SMP di Kota Tangerang Menggelar PTM 50 Persen

Kerusakan mesin hanya pada girnya saja dan selama bisa diperbaiki maka ia bisa tetap berjualan seperti biasa.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved