Perang Rusia Ukraina
Konflik Rusia dan Ukraina, Badan Sandi dan Siber Minta Netizen Indonesia Bersikap Netral di Medsos
Dia menambahkan perang Rusia melawan Ukraina memang menjadi isu panas karena bisa dipantau di media sosial.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Budi Sam Law Malau

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Invasi Rusia ke Ukraina sejak Sabtu (26/2/2022) lalu telah menimbulkan korban jiwa dan harta benda.
Warganet (netizen) di Indonesia pun terbelah menyikapi perang ini dengan komentar-komentar yang mendukung salah satu pihak di media sosial.
Terkait hal itu, Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) meminta agar aktivitas warga di ruang siber hendaknya selaras dengan sikap politik negara yang bebas aktif, netral tidak berpihak kepada siapapun.
"BSSN menghimbau kepada masyarakat & komunitas siber untuk tidak ikut melakukan aktivitas yang mendukung salah satu pihak agar Indonesia tidak terjebak dalam situasi konflik di ruang siber," kata Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian dalam Press Conference di Kantor BSSN Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin (7/3/2022).
Dia menambahkan perang Rusia melawan Ukraina memang menjadi isu panas karena bisa dipantau di media sosial.
Baca juga: Situs BSSN Diretas, Wakil Ketua DPR: Apalagi Website Lembaga Lain
Baca juga: BSSN Gelar Simposium Bertajuk ‘Strategi Keamanan Siber Nasional (SKSN) 2020’
Namun BSSN meningatkan kepada masyarakat agar menyesuaikan diri dengan kebijakan politik negara dalam menyikapi konflik dua negara ini.
"Kita ini kan keluarga besar bangsa Indonesia. Ada pemimpinnya, Presiden Jokowi. Apa kebijakan presiden, itu yang harus kita lakukan sampai ke bawah," tuturnya.
Baca juga: Sejarah Persandian Indonesia, Kepala BSSN Hinsa Siburian: Hargai Peran dan Jasa Pejuang Persandian
Baca juga: Situs Diretas ABG, Setkab Gandeng BSSN, BIN, dan Polri untuk Kuatkan Keamanan Website
Menurut dia, dampak perang ini harus diperhitungkan karena sudah tidak tergantung lagi pada wilayah, ruang, dan waktu.
Meskipun demikian, kita harus tetap menjunjung tinggi salah satu pilar Keamanan Siber yang sedang diperjuangkan di forum PBB yaitu Responsible State Behaviour in Cyberspace.
"Jadi sudah ada norma bagaimana kita berinteraksi di ruang siber. Boleh saya katakan urusan Rusia dan Ukraina kan urusan mereka. Dalam dunia siber, kalau kita terlibat maka kelihatan seperti terlibat langsung.Jadi kita harus hati-hati dan taat apa kata pemimpin," pungkas Hinsa.