Berita Jakarta

Baru Buka Usaha, Pedagang Bakso Kena Dampak Langsung Kenaikan Harga Daging Sapi

Pedagang bakso di Jalan Mawar, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat itupun ikut terdampak dengan kenaikan harga daging.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Wartakotalive/Desy Selviany
Pedagang bakso di di Jalan Mawar, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat itupun ikut terdampak dengan kenaikan harga daging, foto Minggu (27/2/2022) 

WARTAKOTALIVE.COM, KEMBANGAN - Baru buka usaha jual Bakso Buntut Sapi selama sepekan, Billi (40) harus kesulitan dengan harga daging yang terus naik.

Padahal kata Billi, usaha itu dibukanya untuk menutupi pemasukan sebelumnya yang berkurang karena terdampak pandemi Covid-19.

Pedagang bakso di Jalan Mawar, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat itupun ikut terdampak dengan kenaikan harga daging.

Ia pun segan menaikan harga lantaran baru berjualan selama sepekan.

"Cost biaya produksi jadi tinggi, tapi kita sudah tentukan harga, kalau mau naikin enggak enak, jadi rencananya jalan saja dulu," ujar Billi ditemui di lokasi usahanya Minggu (27/2/2022).

Baca juga: Pedagang Daging Sapi Bakal Mogok, Pemilik Rumah Makan Padang Khawatir

Baca juga: Antisipasi Kenaikan Harga Daging Sapi Jelang Puasa, Sudin KPKP Jakbar Bakal Gelar Operasi Pasar

Ia juga enggan menurunkan kualitas bahan lantaran ciri khas baksonya ialah bakso kualitas super yang didominasi daging ketimbang tepung terigu.

Billi mengatakan, bukan hanya daging yang naik. Harga buntut sapi juga naik hampir dua kali lipatnya.

Dulunya harga buntut sapi Rp80 ribu perkilogram (kg) namun sekarang jadi Rp140 ribu perkg.

"Mau ditiadakan buntut sapinya enggak bisa karena ini sudah ciri khasnya," jelas Billi.

Billi juga mengaku tahu dengan rencana mogok para pedagang daging. Rencana itu sempat membuatnya khawatir.

Namun, ia berencana tetap berjualan lantaran baru membuka usaha. Solusinya, ia akan menyetok daging agar bisa tetap berjualan.

Ia berharap, kenaikan harga daging tidak berlangsung lama, pemerintah segera mencari solusi sebelum bulan Ramadhan tiba. 

Pedagang Daging Sapi Pasar Slipi Keluhkan Kenaikan Harga

Hampir dua bulan sebelum puasa Ramadhan, pedagang daging sapi di Pasar Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat mengeluhkan kenaikan harga.

Pedagang daging sapi, Hamid mengaku setiap malam harga daging sapi naik sekira Rp, 2.000.

"Sudah hampir dua bulan ini, harganya naik, awalnya Rp, 120 ribu sampai Rp, 125 ribu, sekarang sudah Rp, 140 ribu perkilogramnya," kata Hamid saat ditemui, Senin (21/2/2022).

Hamid melanjutkan, kemungkinan sampai lebaran Iduk Fitri 2022 nanti harga daging akan terus mengalami kenaikan.

Hal itu ia katakan setelah berkaca pada puasa tahun lalu yang terjadi kenaikan harga sekira Rp, 150.000-160.000 perkilogram.

Para pembelinya mengeluhkan kenaikan daging setiap harinya dan Hamid tidak bisa berbuat banyak.

Sebab, ia hanya seorang pedagang yang tidak bisa mengatur atau menurunkan harga daging sapi.

"Ya kami juga pedagang harga segitu sangat susah ngejualnya, biasanya pembeli dapat harga sekian, kok sekarang segini, pasti malas belinya," ucap dia.

Akibat kenaikan harga, Hamid merasakan sepi pembeli dan sehari ia hanya bisa menjual sekira 20 kilogram saja.

Padahal sebelum ada pandemi Covid-19 dan harganya normal ia bisa menghabiskan sekira 40 Kg sampai 50 kg.

"Rumah makan yang kami kirimin juga ngeluh kenaikan harga, mereka bingung harus jual berapa perporsi kalau harga dagingnya naik," jelasnya.

Ia berharap kepada pemerintah bisa menekan angka daging sapi supaya harga jualnya tidak memberatkan dan membebani warga.

Masyarakat pastinya membutuhkan daging sapi ketika lebaran nanti dan agar semua bisa makan daging maka pemerintah harus gerak cepat.

"Ya kalau enggak bisa mengendalikan harga, kami tetap jual harga tertinggi, meski kami merasakan sedih menjuak dengan harga mahal," terang Hamid.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved