Kisruh Formula E DKI Jakarta, Pengamat Kebijakan Publik: Seperti Pembangunan Rumah DP Nol Rupiah
Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mendukung penuntasan kasus dugaan korupsi Formula E DKI Jakarta.
"Karena kan penyelenggaraan sudah dipastikan Juni, cuma kan sampai sekarang lokasi realnya juga belum ada ya. kesannya kucing dalam karung."
"Ya seperti membeli apartemen atau rumah kan. Membeli desain, rumahnya belum ada. Dan itu hal wajar saja," tambahnya.
Lanjut Trubus, di negara lain juga demikian.
Seperti Formula E juga tiketnya dijual walaupun belum ada Formula E nya.
"Tapi kan disana ada on progress nya. Jadi masyarakat sudah lihat. Kalau disini kan sama sekali belum ada, on Progress nya belum ada. Bahkan masih rawa-rawa," bebernya.
Penjualan Tiket Terlalu Dini
Trubus menilai penjualan tiket Formula E terlalu dini.
Harusnya masyarakat ditunjukkan, apalagi event Formula E adalah pertama kalinya.
"Harusnya masyarakat itu ditunjukkan sejauh mana. Penjualan tiket itu kalau pembangunannya on progress sampai 75 persen misalnya, nah itu baru dijual tiketnya."
"Tapi memang hal itu juga tidak salah juga, artinya Pemprov juga ingin menunjukkan sejauh mana tingkat animo masyarakat terhadap keberadaan penyelenggaraan Formula E itu sendiri."
"Kalau dari penjualan tiket ini kan bisa diketahui, oh animonya sekian," sebut Trubus.
"Jadi mungkin bisa memprediksi sejauh mana pembangunan atau pelaksanaan Formula E ini menarik animo masyarakat," ujarnya.
Yang kedua, lanjut dia, penjualan tiket Formula E itu harus ada konsekuensi dimana para pembeli atau komsumen itu diberikan laporan mengenai perkembangan pembangunannya itu.
"Diberikan akses kepada mereka untuk bisa melihat sejauh mana perkembangan pembangunan track/jalur rute balapnya," pungkasnya.
(Wartakotalive.com/CC)