Harga Kedelai Melonjak
Ternyata Babi di China Picu Mahalnya Kedelai dan Bikin Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi
Kebijakan pemerintah China yang mereformasi peternakan babi, membutuhkan kedelai yang cukup banyak untuk pakan ternak babi
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Tingginya harga kacang kedelai di Indonesia yang membuat para perajin tahu dan tempe mengancam mogok produksi, salah satunya ternyata imbas dari reformasi peternakan babi di China yang berdampak luas.
Kebijakan pemerintah China yang mereformasi peternakan babi, membutuhkan kedelai yang cukup banyak untuk pakan ternak babi setelah diterpa flu babi dalam dua tahun lalu.
Setidaknya, begitu penjelasan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag) terkait masih terus tingginya harga kedelai.
Indonesia yang bergantung 80-90% pasokan kedelai impor, tentu saja terkena imbasnya langsung.
Terutama, perajin tahu dan tempe di Tanah Air, yang membutuhkan sekitar 3 juta ton kedelai setiap tahunnya.
Lonjakan harga kedelai bahkan membuat perajin tahu dan tempe bersiap melakukan aksi mogok produksi.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe Menaikkan Harga 20 Persen
Baca juga: Perajin Tempe dan Tahu di Jabodetabek Bakal Mogok Produksi Akibat Harga Kedelai Melonjak
Dan, meminta izin pemerintah untuk menaikkan harga jual agar tidak diprotes konsumen.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan memperkirakan, pada tahun lalu pihaknya memperkirakan produksi kedelai di Argentina dan Brasil akan meningkat.
Namun, proyeksi itu diperkirakan akan meleset.
"Nah begitu reformasi peternakan babi dibikin, SOP yang bagus maka butuh kedelai banyak untuk pakan babi. Sehingga, China ini memborong kedelainya," kata Oke Nurwan, Minggu (20/2/2022).
Baca juga: Hari Ini Produsen Tahu-Tempe Mulai Gelar Aksi Mogok Buntut Harga Kedelai Melambung Tinggi
"China beralih ke Amerika diborong. Kedelai kita itu untuk tahu tempe biasanya dari Amerika. Karena diborong harga melonjak, ditambah pandemi," ujarnya.
Produksi kedelai Argentina dan Brasil yang turun, membuat China beralih memasok dari Amerika Serikat (AS).
Sementara, kebutuhan kedelai perajin tahu tempe biasanya dipasok dari AS.
Baca juga: Ini Ternyata Penyebab Kedelai Impor Naik yang Bikin Pengusaha Tempe Tahu Menjerit
Baca juga: Dapat Surat dari Kopti, Pedagang Tempe di Pasar Kopro Tanjung Duren Mogok Jualan Pekan Depan
Dia menuturkan, pandemi telah mengerek biaya logistik yang berkontribusi juga pada kenaikan harga kedelai.
"Pandemi itu biaya logistik naik empat kalilipat. Sehingga harga kedelai naik, dan jatuhnya kedelai di kita naik," terangnya.
Sebagai informasi, harga kedelai dunia mengalami lonjakan. Situasi ini tentu akan berdampak besar bagi industri tempe dan tahu domestik yang didominasi skala rumah tangga.
Merujuk pada situs tradingeconomics, harga kedelai berfluktuasi di rentang US$ 15 per bushel (sekitar 27,21 kg) setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak Mei 2021.