Tahu Tempe
Dapat Surat dari Kopti, Pedagang Tempe di Pasar Kopro Tanjung Duren Mogok Jualan Pekan Depan
Pecinta tahu tempe siap-siap, mungkin pada pekan depan akan sulit menjumpai tahu tempe di pasaran karena ada demo mogok jualan.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pedagang tempe di Pasar Kopro Tanjung Duren, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, bakal berhenti jualan selama tiga hari, mulai Senin (21/2/2022) mendatang.
Abu (58), pedagang tempe di Pasar Kopro sudah mendapat surat edaran dari koperasi produsen tahu tempe Indonesia (Kopti) terkait mogok produksi dan jualan.
Baca juga: Buruh Tangerang Ancam Geruduk Kantor BPJS Buntut Permenaker 2/2022 yang Menahan Pencairan JHT
Ia pun mengikuti aturan dari persatuan pedagang dan produsen tahu tempe tersebut demi menurunkan harga kacang kedelai.
"Saat ini harga kacang kedelai perkuintalnya sudah Rp, 1.100.000, tadinya cuma Rp 500.000, ada kenaikan harga terus menerus," katanya, Jumat (18/2/2022).
Abu hanya menjual tempe saja tanpa ada tahu di lapaknya yang berada di lantai dua pasar tersebut.
Lapak milik Abu panjang sekitar 1,5 meter dan terdapat tumpukan daun pisang yang ternyata juga dijual ke pengunjung.
Satu lembarnya ia hargai Rp 1.000 dan masyarakat bisa membeli minimal Rp 2.000.
Baca juga: Jourdy Pranata Bintangi Series Married with Senior Tayangan Vidio, Sudah Siap Melepas Status Lajang?
"Ya palingan kalau libur tiga hari jualannya daun pisang saja," jelas Abu.
Meski kacang kedelai sudah mahal, Abu tidak menaikkan harga tempe ke para pembelinya yang datang ke pasar.
Hal itu supaya para pelanggannya tidak lari ke tempat lain, maka ia tidak berani naikan harga jual.
"Saya jual perkilonya Rp 14.000, tapi kalau pedagang jualan online di sini saya kasih harga Rp 13.000," ujar pria yang sudah Haji ini.
Abu berharap, harga kedelai bisa segera stabil supaya masyarakat tidak kesulitan mencari tempe di pasaran.
Ancaman mogok produksi para produsen tempe bukan sekedar gertakan saja.
Baca juga: PSSI Bakal Beri Sanksi ke Wasit, Pemain, dan Ofisial pada Kericuhan Laga Babak 32 Besar Liga 3 2021
Aksi nyata itu bakal berlangsung selama tiga hari dari (21/2/2022) sampai (23/2/2022) dan itu sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah.
Sebab, pemerintah tidak bisa menyelesaikan masalag kenaikan harga kedelai yang dikeluhkan produsen tempe.
"Kalau tempe ini kan tahannya sehari, kalau masuk kulkas mungkin bisa tahan dua hari ya, jadi kalau selama tiga hari enggak ada stok, enggak pada makan tempe," ucap Abu.