Harga Daging Sapi
Pedagang Daging Sapi Pasar Slipi Keluhkan Kenaikan Harga, Padahal Bulan Puasa Hampir Dua Bulan lagi
Bulan puasa hampir dua bulan lagi, namun harga komoditas daging sapi mulai naik.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Hampir dua bulan sebelum puasa Ramadhan, pedagang daging sapi di Pasar Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat mengeluhkan kenaikan harga.
Pedagang daging sapi, Hamid mengaku setiap malam harga daging sapi naik sekira Rp, 2.000.
"Sudah hampir dua bulan ini, harganya naik, awalnya Rp, 120 ribu sampai Rp, 125 ribu, sekarang sudah Rp, 140 ribu perkilogramnya," kata Hamid saat ditemui, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Nikita Willy Menetap di Los Angeles untuk Sementara Waktu hingga Saatnya Melahirkan Anak Pertama
Hamid melanjutkan, kemungkinan sampai lebaran Iduk Fitri 2022 nanti harga daging akan terus mengalami kenaikan.
Hal itu ia katakan setelah berkaca pada puasa tahun lalu yang terjadi kenaikan harga sekira Rp, 150.000-160.000 perkilogram.
Para pembelinya mengeluhkan kenaikan daging setiap harinya dan Hamid tidak bisa berbuat banyak.
Sebab, ia hanya seorang pedagang yang tidak bisa mengatur atau menurunkan harga daging sapi.
Baca juga: Ribuan Petani Karawang Tolak Usulan Pengurangan Jenis Pupuk Bersubsidi
"Ya kami juga pedagang harga segitu sangat susah ngejualnya, biasanya pembeli dapat harga sekian, kok sekarang segini, pasti malas belinya," ucap dia.
Akibat kenaikan harga, Hamid merasakan sepi pembeli dan sehari ia hanya bisa menjual sekira 20 kilogram saja.
Padahal sebelum ada pandemi Covid-19 dan harganya normal ia bisa menghabiskan sekira 40 Kg sampai 50 kg.
"Rumah makan yang kami kirimin juga ngeluh kenaikan harga, mereka bingung harus jual berapa perporsi kalau harga dagingnya naik," jelasnya.
Ia berharap kepada pemerintah bisa menekan angka daging sapi supaya harga jualnya tidak memberatkan dan membebani warga.
Baca juga: Ternyata Babi di China Picu Mahalnya Kedelai dan Bikin Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi
Masyarakat pastinya membutuhkan daging sapi ketika lebaran nanti dan agar semua bisa makan daging maka pemerintah harus gerak cepat.
"Ya kalau enggak bisa mengendalikan harga, kami tetap jual harga tertinggi, meski kami merasakan sedih menjuak dengan harga mahal," terang Hamid.