Formula E
Wakil Ketua Komisi E DPRD Anggara Minta Jakpro Transparan Soal Sponsor Pembuatan Sirkuit Formula E
Rencana penjualan tiket Formula E menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk anggota DPRD DKI Jakarta.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Rencana penjualan tiket Formula E menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk anggota DPRD DKI Jakarta.
Anggota DPRD DKI Jakarta menilai penjualan tiket sebelum lintasan Formula E dibangun dapat merugikan masyarakat.
Apalagi ketika ternyata ajang balap mobil listrik itu gagal.
Atau pelaksanaannya diundur dari jadwal pada 4 Juni 2022 mendatang, karena pembangunan sirkuit belum rampung.
Baca juga: Ditanya Progres Sirkuit Formula E, JakPro Sebut FEO Optimistis Bisa Diselenggarakan Juni Mendatang
Baca juga: Trek Sirkuit Formula E Sudah Masuk Tahap Pengerasan Tanah, Akankah Selesai Tepat Waktu?
Baca juga: Anggara Wicitra Sastroamidjojo akan Panggil Sahroni untuk Minta Penjelasan Dana dan Lokasi Formula E
Oleh karena itu, Wakil Ketua Komisi E DPRD, Anggara Wicitra Sastroamidjojo, meminta kepada Jakpro untuk transparan kepada publik siapa saja sponsor yang membiayai balapan itu.
Dia khawatir, Formula E minim sponsor, sehingga penjualan tiket di awal sebagai salah satu cara Jakpro mendapat modal membangun sirkuit.
Anggara mengatakan bahwa berdasarkan pemaparan Jakpro dalam rapat Komisi C pada Rabu (16/2/2022), mereka mencatat kerugian hingga Rp 248 miliar di kolom laba bersih.
Walaupun faktanya, kata dia, Jakpro memperoleh pendapatan sebesar Rp 759 miliar.
BERITA VIDEO: Mad Romli Sebut Golkar Incar Kursi Ketua DPRD Kabupaten Tangerang
“Hal ini seakan menguatkan bahwa Jakpro sangat membutuhkan modal awal untuk membangun sirkuit, baik yang berasal dari sponsor ataupun dari alternatif lain,” kata Anggara berdasarkan keterangannya pada Rabu (16/2/2022).
Selain itu, Anggara juga ingin masyarakat menuntut kejelasan apa saja fasilitas yang didapat setelah membeli tiket.
Menurutnya, banyak warga Jakarta tidak tahu keuntungan dari penyelenggaraan Formula E.
“Kami melihatnya semakin aneh. Studi kelayakan dan sponsor tidak dibuka, sirkuit belum jadi, tiket sudah ingin dijual. Sekarang kami tanya, apa jaminannya bahwa sirkuit akan selesai tepat waktu?,” ujar Anggara.
“Ini nanti kalau ada apa-apa yang rugi rakyat loh. Kalau dijamin hanya berdasarkan keyakinan, apa bisa dipertanggungjawabkan? Jangan kami bertanya begini dianggap benci, ini ada uang rakyat di dalamnya loh, bukan urusan suka atau tidak,” lanjut politikus dari PSI itu.
Anggara menambahkan, Jakpro harus memberikan kepastian kepada masyarakat, seperti sirkuit, venue, rangkaian acara, termasuk lokasi bazaar untuk UMKM yang akan berjalan.